SC. 10, INT, RUMAH AYAH CALVIN/RUANGAN KETUA YAYASAN, PAGI HARI
FADE IN
Ayah Calvin berada di kamar utama. Ia memandangi pantulan bayangannya di cermin. Sibuk menata rambut, merapikan jas, dan meluruskan dasi. Wajah Ayah Calvin lebih pucat dari biasanya. Beberapa kali ia terbatuk.
Ia melirik CCTV yang menempel di tembok dekat pintu. Dilihatnya Jose sedang sarapan bersama ketiga pengasuhnya.
Insert: Jose sarapan bersama ketiga pengasuhnya sambil bercanda dan tertawa.
Ayah Calvin terhuyung, bersandar lemah ke cermin. Salah seorang asisten rumah tangga mengetuk pintu.
SFX: suara ketukan pintu
Ayah Calvin:
“Masuk.”
Si pelayan melangkah masuk. Ia keheranan melihat tuannya kurang sehat. Ayah Calvin terbatuk-batuk lagi.
Asisten rumah tangga:
“Tuan sakit?”
Ayah Calvin:
“Saya tidak apa-apa.”
Asisten rumah tangga:
“Tuan, saya bereskan dulu ya, kamarnya.”
Ayah Calvin mengiyakan, lalu melangkah ke ruang makan. Dia berpura-pura semuanya baik-baik saja di depan Jose. Mereka berangkat ke sekolah.
Di depan ruangan ketua yayasan, Jose berpisah dengan ayahnya.
Jose:
(memeluk Ayah Calvin) “Ayah, Jose masuk kelas, ya. Nanti sore kita jadi jalan-jalan, ‘kan?”
Ayah Calvin:
“Jadi, Sayang.”
“Jose:
“Asyiiik. Bye, Ayah.” (berlari pergi)
Baru selangkah memasuki ruang kerjanya, Ayah Calvin mimisan. Pintu ruangan masih terbuka. Beberapa pegawai yayasan yang melintas tergesa-gesa masuk ke ruangan bos mereka.
Para pegawai:
“Ya, ampun ..., Pak Calvin nggak apa-apa? Pak Calvin mimisan.”
Ayah Calvin:
(bernapas cepat) “Tolong ... hubungi ... Revan.”
Ayah Calvin jatuh pingsan. Segera saja ia dilarikan ke rumah sakit.
SC. 11, INT, KELAS, SORE HARI
Bel pulang berdentang. Anak-anak menghela napas lega. Tiba-tiba saja Ms. Erika menepuk meja guru.
Ms. Erika:
“Sekarang, kumpulkan lembar jawaban kalian! Awas, jangan curi-curi buat nyontek!”
Mata Ms. Erika berkilat menakutkan. Ia mengawasi Adi dan gengnya yang mencoba menyontek di saat terakhir ujian. Murid lainnya bergegas mengumpulkan kertas jawaban. Jose, Andrio, Livio, dan Hito menumpuk kertas jawaban mereka di tumpukan teratas.
Narator:
Akhirnya beres juga ulangan Matematika. Sebel sih, mendadak ulangan. Tapi aku senang soalnya Andrio udah sekolah lagi. Dia yang kepilih jadi ketua kelas, loh. Bangga banget aku sama sahabatku ini. Kalo aku Cuma jadi wakilnya aja.
Andrio:
“Beri salam!”
Anak-anak sekelas:
“Selamat sore, Ms. Erika!”
Semua anak kompak memberi salam. Setelah Ms. Erika pergi, mereka berlarian keluar kelas, tidak sabar ingin cepat bebas dari siksaan pelajaran matematika. Jose dan tiga sahabatnya berjalan menuju gerbang sekolah.
Jose:
“Gimana tadi soal-soalnya?”
Livio dan Hito:
‘Terlalu gampang!” (bertoast)
Andrio:
“Aku mau kok kerjain yang lebih susah dari itu.”
Jose:
(VO) “Idih, sombongnya. Aku paling nggak suka pelajaran Matematika. Ayah Calvin sabar banget kalo ajarin aku. Oh ya, Ayah Calvin mana, ya?”