SC. 14, INT/EXT, RUMAH AYAH CALVIN/KOMPLEKS PERUMAHAN, PAGI HARI
FADE IN
Jose:
“Ayah jangan sakit-sakit lagi.” (terisak, menciumi wajah Ayah Calvinz)
Ayah Calvin:
“Iya, Sayang. Ayah sehat kok. Ayah nggak akan tinggalin Jose,”
Jose terus menangis. Ia belum melepas pelukannya. Tangan ayahnya tidak henti membelai kepala bocah itu. Sampai akhirnya, bel pintu berdering. Jose tersentak kaget mendengar bunyi bel. Ayah Calvin memegang pundaknya lembut.
Jose:
(menepuk dahi) “Oh iya, Jose mau pergi sama teman-teman!”
Ayah Calvin:
(menghapus air mata Jose) “Nanti jangan nangis lagi, ya, pas ketemu teman-teman.”
Jose mengangguk, lalu berlari ke ruang depan. Pintu depan terbuka.
Andrio, Livio, Hito:
“Pagi, Jose.”
Silvi:
(menyeruak masuk) “Pagi, Gabriel.”
Jose:
(mengernyit) “Ngapain kamu ke sini?”
Silvi:
(menggembungkan pipi) “Yeee, memangnya aku nggak boleh ikut kalian? Tadi aku anterin Sharon ke gereja. Sekalian deh ke sini.”
Jose:
“Kamu juga suka temenin orang ke gereja, ya?”
Silvi:
“Sering kok aku anterin dia. Abis, aku kasihan. Cuma nganterin kan nggak apa-apa,”
Keempat anak laki-laki itu mengagumi Silvi. Meski beda agama, Silvi mau mengantar Sharon beribadah. Bocah perempuan itu layak mereka ajak pergi bersama pagi ini. Mereka pun pamit pada Ayah Calvin. Kelimanya berjalan bergandengan tangan menyusuri kompleks.
Narator:
Nggak kerasa udah Hari Minggu lagi. Biasanya aku sama Andrio temenin Livio dan Hito ke tempat ibadah. Livio Misa, dan Hito puja bakti. Kalau hari Jumat, giliran mereka yang temenin aku sama Andrio.
Sambil bergandengan tangan, mereka berlima bernyanyi.
Mari raih impian.
Bersama kawan semua.
Pasti ada harapan.
Ayo raih bersama.
Pastikan kita ‘kan bisa.
Meraih semua itu.
Bersama selalu.