SC. 27, INT, KAMAR HOTEL NO. 9, MALAM HARI
Jose terbangun dari mimpi buruk. Ia mendengar Ayah Calvin bertengkar dengan Paman Revan dan Paman Adica.
Jose:
(mengerang) “Ayah ... Ayah.” (meringkuk di ranjang)
Paman Adica:
“Calvin, kurasa kau tidak boleh membawa Jose ke rumah duka!”
Ayah Calvin:
“Itu hakku. Aku bisa bawa Jose ke mana pun aku mau!” (marah)
Paman Revan:
“Hei, Gabriel-mu takut kremasi! Kau mau buat dia makin trauma?”
Ayah Calvin:
“Dia harus belajar menerima kenyataan. Bahwa tiap orang akan mati. Itu saja. Kalian tidak tahu apa yang ditulisnya. Lihat ini!” (menunjukkan lembaran kertas surat bertuliskan Dear Malaikat Izrail).
Mata Jose melebar ngeri.
SFX: bunyi kertas dibalik
Jose:
(VO) “Ayah, jangan. Jangan tunjukkan surat itu.”
Paman Adica terbelalak kaget. Wajah Paman Revan memucat.
Paman Adica:
“Kau gagal mendidiknya. Pantas saja dia begitu. Dia tidak seperti ....”
Ayah Calvin:
“Jose anakku, sampai kapan pun akan tetap begitu.”
Jose:
(menutup telinga) “Ayaaaah, Ayah!”
Ayah Calvin buru-buru naik ke ranjang dan memeluknya. Paman Adica mendengus sinis, berbalik badan, dan melenggang pergi disusul Paman Revan.
SFX: bunyi langkah kaki dan pintu dibanting
Jose: