SC. 39, INT, RESTORAN HOTEL, MALAM HARI
Jose berjalan sendirian memasuki restoran hotel. Ia memilih-milih makanan yang tersaji di meja panjang, bingung memilih yang mana. Sesekali ia menoleh ke pintu.
Jose:
(VO) “Ayah mana, ya? Masa telpon sama teman bisnisnya aja lama banget?”
Pintu kaca tiba-tiba berdenting dan terbuka. Seorang nenek berambut putih tampak masuk dengan mengayuh kursi roda. Jose bergerak mendekat, lalu membantu si nenek. Wajah perempuan tua itu dingin tanpa ekspresi. Dia asyik membaca buku.
Jose:
“Oma, saya bantu, ya?”
Nenek misterius:
“Oma, Oma! Memangnya saya Oma-mu?”
Jose:
(membungkuk sopan) “Maaf, Oma. Kebiasaan manggil Oma ke ibunya Ayah.”
Jose mendorong kursi roda si nenek misterius. Si nenek misterius melayangkan tatapan tidak suka ke arahnya.
Jose:
“Oma mau makan apa? Saya ambilin. Ada soto Bandung, nasi goreng, fillet salmon, steak, salad ....”
Nenek misterius:
“Saya nggak mau makan! Kamu makan sendiri aja!”
Jose:
“Saya nggak mau makan sendiri. Itu egois namanya,”
Tiba-tiba si nenek misterius itu melempar buku yang ia baca. Jose refleks menangkap buku itu.
Nenek misterius:
“Dasar Cina!” (memutar kursi rodanya, lalu meninggalkan Jose).
Jose memegangi buku itu.
Narator:
Kenapa aku diteriakin ‘Cina’ ya, sama Oma-Oma itu? Cina itu, ‘kan nama negara di Asia Timur. Aku orang Indonesia, ‘kan? Kenapa hati aku sakit pas Oma itu teriakin aku ‘Cina’?
(Close up Jose memegang dadanya, menekannya)
Silvi:
(mendatangi Jose) “Gabriel, kamu di sini juga?”
Silvi:
“Itu buku apa?”
Jose:
“Nggak tahu,”
Silvi:
“Kok nggak tahu, sih? Kan, kamu yang pegang. Sampulnya bagus, ada gambar kelenteng sama pantai.”
Jose: