Dear Malaikat Izrail

princess bermata biru
Chapter #22

Bab 22

SC. 47, INT, RUMAH DUKA/RUMAH AYAH CALVIN, MALAM HARI

(Jose’s dream)

Ayah Calvin terbaring di peti kaca. Ia tampak mengenakan jas hitam. Wajahnya sangat pucat dan tidak ada gerakan, detak jantung, serta embusan napas kini.

Melihat ayahnya terbujur kaku, Jose menangis amat keras. Dia berlutut di depan peti dengan setangkai mawar putih bergetar di tangannya.

Opa Effendi:

(menghampiri cucu satu-satunya) “Jose ... My dear grandson.”

Opa Effendi:

(menuntun Jose mundur dari peti kaca) “Ayo kita mundur, Nak. Ayahmu akan dikremasi.”

Beberapa petugas krematorium lantas menggotong peti kaca. Mereka mulai memasuki ruangan berisi tungku panas. Asap dan api tampak beterbangan. Jose berteriak-teriak, berusaha mencegah ayahnya dikremasi.

DISOLVE TO

Jose:

“AYAH!!!”

Jose melonjak dari ranjang dan tersengal. Mimpi buruknya barusan terasa begitu nyata.

Ayah Calvin:

(terburu-buru mendatangi kamar Jose) “Ada apa, Sayang?” (cemas)

Jose memeluk ayahnya erat-erat. Ayah Calvin membawa Jose ke garasi, mendudukkannya di mobil, dan mengajaknya ke suatu tempat.

SC. 48, INT/EXT, MOBIL/VILLA, MALAM HARI

Tak ada tempat seperti surga.

Untuk kuhabiskan hidupku denganmu.

Senandung alunan terindah akan kulakukan.

Teruntuk dirimu cinta.

Separuh darah hidupku.

Lihat selengkapnya