SC. 49, INT, KELAS/RUMAH SAKIT, SIANG HARI
(Jose’s dream)
Montage:
Jose mengedarkan pandangan ke sekeliling. Lantai, dinding, dan langit-langit sekitarnya serba putih. Ia berjalan pelan ke ruang kaca bertuliskan ‘kemoterapi’. Andrio ada di dalam sana.
Bocah itu memasuki ruangan dan melihat lengan Andrio disuntik dan ia mengerang kesakitan. Pada saat yang bersamaan, Jose ikut merasakan sakit itu.
Jose:
(VO) “Kenapa tubuhku ikut sakit pas Andrio disuntik?”
Beberapa saat kemudian, kemoterapi selesai. Jose lantas menemani Andrio dan merasa sedih mendapati rambut sahabatnya mulai rontok. Beberapa kali temannya itu muntah.
Bayang-bayang rumah sakit perlahan memudar. Kini Jose tengah duduk di kelas. Ujian sedang berlangsung. Dua tempat duduk di sebelah kanannya tampak Andrio yang sedang serius mengisi kertas jawaban. Dia terlihat memakai kursi roda.
Andrio mimisan di tengah waktu ujian. Tetes-tetes darahnya membasahi lembar jawaban. Jose sontak berlari mendekat, tidak peduli lagi dengan kertas ujiannya. Ia mendorong kursi roda temannya itu ke luar kelas. Livio dan Hito ikut bangkit dari tempat duduk mereka. Keduanya berlari menyusul sahabat-sahabat mereka.
End of Montage
Ruang kelas lenyap. Tubuh Jose serasa jatuh ke Pensieve dalam serial Harry Potter, lalu melayang-layang di antara pusaran kabut. Samar didengarnya suara Andrio yang sedang menyanyikan lagu.
Aku pernah bermimpi.
Menjadi bintang yang paling bersinar.
Ku tak menyangka.
Jadi seperti ini.
Kegagalan yang pernah kualami.
Menjadikanku semakin kuat.
Aku bersyukur jadi seperti ini.
Kebahagiaan ini jangan cepat berlalu.
Karena tak mudah untuk menggapainya.
Ku berjanji akan menjaga semua.
Terima kasih Tuhan.
Atas segala anugerah yang Kau beri kepadaku.
Semoga ‘kan tetap abadi.
Aku pernah berharap.
Menjadi sesuatu yang berharga.
Untuk semua orang yang menyayangiku.
Kegagalan yang pernah kualami.
Menjadikanku semakin kuat.
Aku bersyukur jadi seperti ini.
Kebahagiaan ini janganlah cepat berlalu.
Karena tak mudah untuk menggapainya.
Ku berjanji akan menjaga semua.
Terima kasih Tuhan.
Atas segala anugerah yang Kau beri kepadaku.
Semoga ‘kan tetap abadi.
(Debo-Bintang yang Bersinar)
SC. 50, EXT, TAMAN, SORE HARI
Jose tersungkur tepat di rerumputan. Sepasang tangan lantas menariknya supaya berdiri. Ia mafhum benar jika itu adalah tangan Andrio.
Andrio berdiri tegak di depan Jose. Dia memakai pakaian serba putih. Wajahnya makin tampan dan senyumnya cerah sekali.
Mereka berada di sebuah taman sekarang. Terlihat bangku-bangku berjajar rapi dan terdapat air mancur, pohon palem, bunga-bunga, meja berisi penuh makanan, sungai madu, serta sungai susu.
Andrio:
“Aku bangga sama kamu, Jose,”