Raka terhenyak. Aliran darahnya berdesir halus. Wajahnya memanas seiring merasakan sengatan yang begitu dalam mendarat di kedua belah pipinya. Sengatannya seolah sampai ke jantungnya. Membuat kinerja jantungnya tidak bisa bekerja dengan normal. Akibatnya menghambat saluran pernapasannya hingga merasa sulit bernapas.
Refleks Raka memegangi pipi kanannya - bekas telapak tangan ayahnya yang mendarat begitu kuat. Raka--sekarang ini masih memakai kaus putih, belum sempat digantinya saat menenggelamkan diri di ruang kerjanya tiga jam yang lalu--merasa pipinya sangat merah bagai tomat busuk. Sungguh tak menyangka akan mendapatkan kejutan di jam dua malam seperti ini. Tanpa pemberitahuan sebelumnya, tiba-tiba saja kedua orang tuanya datang mengunjunginya.
Iris abu-abu Raka menatap lekat wajah kedua orang tuanya. Dipandanginya wajah pria paruh baya yang duplikat dari wajahnya. Dari wajah Andrew yang menua jelas terlihat kemarahannya. Raka beralih menatap wanita paling dihormatinya di seluruh dunia. Cathie, tampak begitu syok. Terkejut akan sikap Andrew yang menamparnya.
Plak!
Belum sempat Raka mencerna tamparan di pipi kanannya. Ia kembali mendapatkan tamparan di belah pipinya yang lain. Suara kulitnya yang beradu dengan telapak tangan Andrew beradu dengan pekikan Cathie yang mengudara.
"Dasar anak kurang ajar!"
Bugh!
“Andrew, hentikan. Hentikan! Kyaaa!”
Bugh!
Untuk kedua kalinya Andrew meninju sekuat tenaga putra kesayangannya dan satu-satunya garis keturunannya. Jangan anggap remeh tenaganya. Meski umurnya akan menginjak kepala lima bulan depan, nyatanya ia mampu membuat Raka terduduk, bersimpuh di bawah kakinya lewat tinjuannya. Raka meringis menahan sakit. Tinjuan Andrew benar-benar membuat tubuhnya luruh seketika - di saat rasa syok masih mendominasi pikirannya.
"Kau pikir kau sudah heb---"
"Cukup, Andrew! Jangan teruskan lagi!" Seketika Cathie memeluk tubuh Raka, mencegah sang suami bertindak bar-bar pada putra mereka.
"Tidak usah kau lindungi dia, Cathie. Anakmu perlu didisiplinkan!" Andrew berkata lantang - menggema di ruangan yang begitu luas. Pandangannya menajam pada Raka dalam pelukan sang istri. Masih diliputi oleh amarahnya yang begitu memuncak, secepat kilat Andrew menarik tubuh Raka, merenggut tubuhnya dalam dekapan Cathie. Dicengkramnya kaus Raka. Menghiraukan sang istri yang menggapai lengannya sembari menangis.