Dear, My Baby

Renny Ariesya
Chapter #46

46| Masalah Terurai

Bisikan lembut di telinga Naura seketika menyadarkannya. Matanya membuka sempurna. Sontak bangun dari baringannya. Sedikit meringis kala kepalanya berdenyut. Tanpa sadar ia telah ketiduran, padahal sedari semalaman terus berjaga-jaga untuk tidak ketiduran.

“Berkemaslah! Sudah jam lima pagi.” Jessie melirik jam beker di atas nakas. “Kau tidak punya banyak waktu, Na.”

“Tapi--” Naura ragu dengan ucapan Jessie, irisnya sontak beralih pada CCTV di setiap sudut kamar. Kembali beralih pada Jessie dan meringis.

Seakan mengerti apa yang dicemaskan Naura. Jessie berkata meyakinkan, “Tak perlu khawatir soal itu. Aku sudah membereskan semuanya.” Ia menutup mulutnya--menahan tawa geli--membayangkan seluruh bodyguard dengan tampang sangar telah pingsan semua oleh obat biusnya, tanpa terkecuali.

C’mon, Naura! Tunggu apa lagi, bersiap-siaplah! Sebelum mereka sadar dari obat biusnya.”

Tanpa berbicara lagi Naura langsung melompat dari tempat tidur. Memakai mantel, telah dipersiapkannya secara diam-diam dari semalam - sejak Jessie mengatakannya untuk membantunya. Mempersiapkan bayinya sebaik mungkin. Mantel tebal, sarung tangan, sepatu dan topi. Setelah selesai, segera menggendong bayinya di depan dadanya. Bayinya terbangun ketika dia mengangkatnya dari tempat tidur. Namun tidak menangis--seakan mengerti apa yang sedang dilakukan oleh dua orang dewasa di sekitarnya.

“Baby Yukhei jangan nakal, ya, Sayang.” Naura mengelus pucuk kepala bayinya dan menciumnya. Bayi itu hanya terkikik dan menepuk-nepuk dada Naura.

“Naura, ini ada sedikit uang. Pokoknya kau harus keluar dari rumah ini dan carilah tempat teraman dulu. Aku tak bisa membantumu setelah ini.” Jessie memasukkan beberapa pecahan uang kertas dollars ke dalam ransel Naura, kala menyandang ranselnya ke belakang punggungnya. Tak banyak persediaan. Hanya selembar pakaian dan sisanya persediaan untuk bayinya. Yang lebih penting lagi, paspor dan kartu identitas. Siapa tahu ada nasib mujur, bisa kembali ke tanah air dan kembali ke tempat Raka--ia rasa. Entahlah, soal kekasihnya, ia kurang yakin. Apakah akan percaya ucapannya atau tidak.

“Terima kasih, Jes.” Naura tersenyum. Baginya tak masalah tinggal di mana pun. Yang penting dirinya bisa keluar dari rumah ini.

 “Bagaimana dengan Jongin?” Terlihat di wajah pucat Naura rasa cemas berlebihan. Takut, bila akhirnya kembali ketahuan oleh Jongin--konsekuensinya akan lebih besar dari yang diterimanya dari sebelumnya. Tidak. Ia tak ingin dikurung di rumah ini lagi.

“Jangan cemas. Jongin biar aku yang menanganinya--astaga!” Jessie melotot ketika melihat angka di jam beker di belakang Naura terus bergerak.

 “Kita harus bergegas keluar, Na. Waktumu tinggal lima belas menit lagi. Mereka semua akan sadar dari obat biusnya.” Jessie mulai panik dan menarik cepat tangan Naura keluar. Keduanya berlari menyusuri tangga dengan Jessie memimpin jalan--tanpa menemui hambatan sama sekali. Di sepanjang sudut rumah, pria-pria berwajah sangar tampak tak berdaya, tergeletak bagai gerombolan tikus yang mati keracunan.

Udara segar yang berembus pelan menyapa keduanya ketika telah berada di luar rumah. Keduanya telah berdiri di depan pagar. Matahari mulai menampakkan sinar kemerahannya di ufuk timur

“Tak ada taksi yang lewat.” Jessie memberengut melihat jalanan di depannya. Tak ada satu pun kendaraan atau pun manusia berlalu lalang di sekitar kompleks. Begitu sunyi.

“Seharusnya aku pesankan taksi online dulu. Astaga, mana ponselnya ketinggalan lagi di kamar Jongin tadi.” Jessie makin cemberut sambil meraba-raba saku celana jeansnya.

“Nggak apa-apa, Jes--sekali lagi, makasih banyak ya. Kuharap kita bertemu lagi.” Naura memeluk erat Jessie.

“Yup. Aku juga.” Jessie melepaskan pelukannya. Mengelus pucuk kepala Baby Yukhei dengan sayang. Tersenyum gemas ketika bayi berusia dua bulan itu mencoba meraih tangannya.

“Selamat tinggal Baby Boy--pergilah, Na! Cepat!” Jessie mendorong tubuh Naura. Tanpa menunggu waktu lagi, Naura segera berlari menyusuri jalan.

Huft. Semoga kalian selamat sampai tujuan,”gumam Jessie memperhatikan punggung Naura - mulai mengabur dari pandangannya.

“Apa yang kalian lakukan!! Naura kabur!”

***

Sambil berlari-lari kecil, Neil melakukan gerakan stretching mengelilingi sekitaran hotel tempatnya menginap. Seperti biasa, di mana pun dirinya berada, selalu menyempatkan diri untuk berolahraga pagi. Tanpa terkecuali, seperti pagi ini.

Lihat selengkapnya