“Pergi lagi, Vin?” tanya Leo. Ia heran melihat Alvin yang setiap hari pergi bersama Chika. Seperti sore ini Alvin sedang bersiap-siap untuk pergi.
Alvin mengangguk. “Iya. Gue jemput dia di kantornya,” jawab Alvin.
“Kalian udah pacaran?”
“Belum sih, mungkin sebentar lagi. Doain aja.”
“Lo nggak siapin sidang?”
“Masih seminggu lagi kan? Masih bisa kok, gue udah review dikit-dikit.”
“Gue cuma kuatir aja sih.”
Kekhawatiran Leo masuk akal. Sidang skripsi sudah di depan mata. Namun, sudah satu minggu ini Alvin selalu menjemput Chika di tempat kerjanya lalu pergi bersama ke suatu tempat. Makan malam, ke toko buku, atau sekedar cuci mata di mall. Orang yang melihat pasti mengira mereka adalah sepasang kekasih, dan Alvin senang akan hal itu. Ia benar-benar mengira telah berhasil mendapatkan Chika.
Alvin hendak menyalakan mesin motor ketika sebuah mobil merah berhenti di depan kostnya. Ia mengenali mobil itu. Benar saja, tak lama seorang gadis keluar dari mobil itu dan menyapanya.
“Hai, Vin, lama nggak ketemu.”
“Ada perlu apa ke sini, May?” tanya Alvin. “Seingetku, kita udah nggak ada yang perlu diomongin lagi.”
“Mau pergi ya? Kencan lagi dengan Chika?” tanya Maya tak menjawab pertanyaan Alvin. Ucapan Maya membuat Alvin kaget.
“Rupanya kamu belum tahu ya. Atau udah tahu tapi pura-pura nggak tahu?” Maya melanjutkan lagi.
“Apa maksudmu?”
“Kamu suka banget ya sama dia. Aku nggak pernah liat kamu sebucin ini sama orang. Sampai kamu nggak bisa mikir rasional lagi.”
“Nggak usah bertele-tele. Apa maumu?”
“Kamu nggak tahu siapa Chika? Kamu nggak cari tahu apapun tentang dia?”
“Maksudmu?”
“Agatha Francisca, biasa dipanggil Chika atau Agatha. Usia 32 tahun. Pekerjaan utama sebagai Administrator di PT. NNN. Pekerjaan lainnya adalah komikus. Alamat di-.” Maya menyebutkan dengan lancar semua informasi yang ia tahu sebelum Alvin memotongnya.
“Tunggu!” Alvin merasa salah mendengar usia Chika. Tak mungkin sejauh itu.
“Oh, kamu baru tahu ya? Jauh banget kan ya….”