"Bulan Desember tahun 2023."
Begitulah kata dosen penanggung jawab mata kuliah proposal skripsi saat kontrak kuliah, itu tadi adalah batas akhir para mahasiswa angkatanku untuk mengajukan seminar proposal skripsi. Aku hanya punya 3 bulan sampai bulan Desember tiba. Targetku, sih maju saat bulan Oktober. Tapi, kalau melihat kematangan rumus besaran sampel yang belum ketemu hingga saat ini, aku tidak tahu kapan aku akan seminar proposal.
"Kalau aku pakai rumus analitik berpasangan, berarti harus putar lagi nyari standar deviasi di jurnal dong." Aku menggerutu sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal sama sekali dengan bolpoin.
Sudah lebih dari 2 jam aku berada didepan komputer perpustakaan dan memutar bola mataku kesana kemari demi membaca jurnal dan buku yang ada di perpustakaan. Mulai dari jurnal bahasa inggris hingga bahasa antah berantah yang sama sekali tak bisa kubaca.
Hah....
"Jadi begini ya rasanya jadi mahasiswa akhir ...." Aku berbicara lagi pada diriku dengan badan yang lemas.
Sesekali aku meregangkan leherku yang kaku dan mengawasi sekitar ruangan ini. Orang lelaki yang berpakaian rapi dengan kemeja kotak-kotak yang duduk di sampingku tadi kini telah digantikan oleh perempuan yang terlihat membara membuka website khusus perpustakaan oline milik kampus. Sepertinya perempuan ini baru duduk di sini karena api semangatnya sangat terasa menyala hingga ke bilik komputerku. Setelah meregangkan bahuku, aku menenggak air putih dalam botolku yang sempat kuisi sebelum perpustakaan.
Aku mengintip handphone ku yang tadi cukup ramai dengan notifikasi pesan. Kubuka WhatsApp dan kusesali niat mengintipku tadi. Sungguh ku sesali, di sana Kulihat ada grup baru yang muncul di barisan pesan. "PKL lancar yuk! " begitu nama grup ini. isi pesannya juga sudah banyak pula. Aku mulai membuka dan membaca isi pesannya dengan hati-hati. jujur, aku takut sekali PKL yang dilaksanakan bebarengan dengan penyusunan proposal skripsi ini akan membuatku tidak fokus.
"Oke, jadwal yang pertama nya ... minggu ini!?"
Sontak saja seluruh orang yang ada di ruangan khusus komputer ini melirik sinis ke arahku. Tak sedikit juga dari mereka yang berkata “shht! ” sambil meletakkan jari telunjuknya di depan bibir. Aku yang tak sadar sudah berteriak langsung menunduk dan minta maaf.
Setelah itu, aku langsung mengemasi semua barangku dan mengeluarkan akun perpustakaanku. Lalu keluar dari perpustakaan, teman-temanku yang sedang ramai di grup chat terus memanggilku dan menyuruhku menuju laboratorium. Mereka sudah menungguku di sana untuk berdiskusi. Aku jalan cukup cepat ke laboratorium yang berada di seberang perpustakaan. Laboratorium itu terletak di lantai 3 gedung seberang perpustakaan.
Sesampainya di sana kuedarkan pandanganku ke sekumpulan orang yang namanya tertera di grup chat. Violet, Betty, Aini, Ayu. Aku menggumamkan namanya satu persatu dengan nafas tersengal usai menaiki tangga tiga lantai demi mencapai laboratorium.