"Kenapa Mas Basuki memanggilmu sendiri ya, San?" Itu pertanyaan Betty yang sekaligus menjadi pertanyaanku juga saat ini. Aku juga tak mengerti kenapa Mas Basuki hanya memanggilku, dan bagaimana dia bisa tahu kalau topik skripsiku sama dengannya. Apakah karena aku tak pernah mengenalinya semasa perkuliahan? Atau mungkin dia mau memberikan pelajaran khusus karena aku tak pernah mengenalinya semasa perkuliahan?
"Entahlah, Bet...." Dari sekian pertanyaan yang muncul di kepalaku Aku hanya bisa mengatakan itu pada Betty sambil mengedikkan bahuku.
Mas Basuki memang hanya memanggilku sendiri untuk datang ke ruangannya, tapi aku tak ingin nanti ada kesalahpahaman di hari pertamaku memulai PKL ini. Jadi, aku mengajak Betty untuk menemaniku ke ruangannya. Lagi pula aku yakin berarti akan membantuku berkomunikasi nanti jika diperlukan. Karena dia kan sudah pernah mengenal dan pernah menjadi responden penelitian Mas Basuki.
Cklek.
"Permisi Mas ...."Aku membuka percakapan dengan nada canggung usai membuka pintu ruangannya.
"Oh ... Hai...." Mas Basuki menjawabku ramah sambil mencatat di tumpukan kertas.
Usai ia menjawabku, ia tak mengatakan sepatah kata apapun kecuali meneruskan kegiatan menulis catatannya, dan meninggalkanku serta Betty berdiri memaku di hadapan meja kerjanya. Dari sini rambut yang bergelombang dan agak gondrong itu terlihat lebih berkilau dan sehat. Warnanya juga hitam legam tanpa celah warna apapun.
Betty menoleh ke arahku dengan raut muka yang sama bingungnya denganku. "Apa maksudnya memanggilku ke sini dan mendiamkanku?" Kurang lebih sorot mata Betty sekarang berkata seperti itu. Sekali lagi aku hanya mengedikkan bahuku sambil mengerucutkan bibirku tanda tak mengerti. Mungkin jika dilihat sekarang alisku akan terlihat sama mengkerutnya dengan alis Betty yang kebingungan bukan main.
"Jadi gini sandy ... Oh... maaf maaf tolong ambil kursi yang ada di sebelah pintu itu dan silakan duduk di depan saya."
Aku dan Betty terkejut saat Mas Basuki tiba-tiba bersuara seraya mendongak menatapku yang sedang melakukan percakapan sorot mata dengan Betty. Aku segera mengambil kursi dan meletakkannya di depan Mas Basuki, sedangkan Betty duduk di sampingku.
"Oke jadi gini, judul skripsimu tentang aromaterapi, kan?"
Aku hanya balas mengangguk kecil.