Jujur, aku tak membalas chat panjang dari Mas Basuki hingga pulang dari kantor. Aku berusaha menghindarinya usai jam makan siang tadi hingga saat ini. Chat Mas Basuki sangat aneh, kenapa ia dengan sukarela mau menerima saranku dan memotong rambutnya seperti itu. Hah... lebih baik kubersihkan seluruh badanku dari semua keringat hari ini.
"Hah ... ternyata rasa lelahnya kerja seperti ini...." Sesekali aku bergumam pelan di kamar mandi sambil menggosok gigiku.
Mahasiswa kupu-kupu sepertiku selama ini hanya menjalani hari-hari kuliah-pulang-kuliah-pulang yang sudah cukup lelah. Aku jadi tak bisa membayangkan bagaimana rasa lelah temanku yang kuliah sembari bekerja untuk membayar ukt-nya sendiri. Pasti rasanya dua kali lipat lelahnya dibanding diriku, dan dari PKL ini aku jadi merasakan sepertiga dari rasa lelah itu.
Usai mandi dan membersihkan barang-barangku, aku menatap jam dan merebahkan diriku di kasur. Sekarang sudah pukul 5 sore, aku tidak mau tidur pada jam-jam menjelang maghrib ini karena nanti sekalinya bangun terkadang aku merasa pusing dan linglung. Aku benar-benar hanya akan rebahan di kasur sambil melihat hp-ku kuregangkan tulang punggungku agar tidak kaku.
Saat aku sedang meregangkan tubuh, hp-ku tiba-tiba berbunyi dan bergetar dengan keras.
"I ... Iya, halo?" ucapku terbata-bata saking terkejutnya melihat nama seseorang yang tertera di panggilan WA-ku.
"Oh ... halo Sandy ... maaf telepon kamu tiba-tiba gini, tapi karena kamu nggak bales chat saya tadi sore, saya jadi nggak tahu apa kamu luang malam ini." Terdengar suara serak tapi tak terlalu berat di seberang sana.
"Oh iya, maaf banget Mas Basuki nggak sempat bales chatnya, Iya malam ini saya luang Mas, apa ada yang bisa saya bantu Mas?" Aku menjawabnya dengan bingung apa mungkin aku akan diminta lembur?
"Yes! Saya sudah di depan penginapanmu. Oh iya...."
"Hah!?" Tut...Tut....
Tanpa sengaja aku mengakhiri panggilan singkat bersama Mas Basuki, aku terkejut bukan main, panik entah aku harus menerima ajakannya atau tidak,"Dia sudah ada di depan penginapan ini!"
Aku baca kembali chat Mas Basuki tadi sore. Dia minta untuk membawa laptop. Oke, tak mau Aku harus pergi, tapi aku takut karena untuk pertama kalinya aku akan pergi hanya berdua dengan seorang pria. Ayolah otak ... bagaimana ini, aku tak mungkin kan pergi berdua dengan orang yang baru kukenal dua hari. Tapi, posisinya sekarang Ia adalah atasanku ya jadi mau nggak mau Aku harus pergi. Aku bersiap-siap untuk memasukkan laptopku ke dalam tas, tapi sesungguhnya hatiku menolak untuk pergi dengannya.
Saat aku hendak akan pergi, Betty yang satu kamar denganku kembali usai menjemur pakaiannya di balkon atas. Sepertinya ia tahu mengapa aku bersiap-siap untuk pergi, tapi ia terlihat panik dan tidak tenang.
"Kenapa kamu Sandy?" Dengan sigap Betty menyuruhku duduk kembali di kasur dan seolah seperti ibu yang meminta penjelasan pada anak perempuannya yang sedang gugup ingin pergi main.
"Ini Bet...." Tanpa menjelaskan panjang kali lebar, aku langsung menunjukkan chat yang dikirimkan Mas Basuki padaku tadi sore.