Aku berharap kamu bisa mengartikan pertemuan ini dengan baik
**
Hembusan angin di peron membuat helaian rambut pendek Radinka melambai-lambai, dia masih memikirkan apa yang dibicarakan oleh Sam barusan. Sam benar-benar tampak serius dari tatapannya dan Radinka bisa merasakan itu dari sorot mata milik Sam.
Cepat-cepat Radinka menggeleng, dia bahkan tidak boleh terpincut dengan seseorang yang baru saja dia kenal dan jauh lebih tua, bagaimana jika dia dimanipulasi? Bukankah zaman sekarang harus berhati-hati?
“Duh, kenapa sih, Ra? Kenapa harus mikirin dia? Astaga, udah gila kayaknya aku ini,” kata Radinka yang cepat-cepat naik ke kereta daripada lama-lama di stasiun dan memikirkan apa maksud Sam.
Diam-diam Sam menatap Radinka dari kejauhan, bukan hanya sekadar berharap, tapi dia ingin Radinka bisa mempertimbangkan niat baiknya saat ini.
“Semoga kamu bisa paham apa yang aku katakan, Dek. Kamu butuh seseorang untuk menjadi tempat berpulang dan aku siap untuk itu meski kesannya lebih kayak modus,” ujar Sam yang saat ini paham apa yang dipikirkan Radinka.
Seorang perempuan memang tidak akan mudah untuk memercayai seseorang apalagi Sam adalah pria yang baru ditemui Radinka, mustahil untuk cepat percaya.
Banyaknya akar pahit yang dialami oleh Radinka membuat Radinka tak lagi mudah memercayai orang lain bahkan untuk percaya diri saja tidak mampu.
Saat kereta yang ditumpangi Radinka mulai berjalan meninggalkan stasiun Manggarai, Radinka sekilas melihat Sam yang berada di peron melihat kepergiannya.
“Orang itu, sebenarnya apa niat dia? Serem banget kalau sampai dia ternyata punya maksud tersendiri untuk mendekatiku. Apa mungkin dia pria iseng yang menjerat gadis-gadis muda, ya?”
Pikiran Radinka memang sudah tidak tertolong saat ini, memiliki trust issue dengan pria membuat Radinka jauh lebih waspada daripada orang lain dan ia menganggap itu sebagai bentuk pertahanan diri agar tidak terjadi pelecehan seperti yang dulu ia alami.
Ya, kurang lebih 10 tahun yang lalu, Radinka mengalami hal yang buruk, dilecehkan oleh bapak tirinya membuat Radinka trauma dan tidak ingin dekat dengan pria manapun.
Namun, saat itu beruntung sekali rasanya Radinka masih diselamatkan Tuhan dari sesuatu yang jauh lebih buruk lagi.
Ting!