Hubungan itu komitmen bersama dan harus dibangun sama-sama
**
Dua bulan berlalu setelah pertanyaan itu muncul kembali dari mulut Sam. Radinka memutuskan untuk memilih Sam sebagai kekasihnya karena berada di dekat Sam, Radinka percaya bahwa tidak semua pria itu sama.
Namun, melihat Sam sebagai pria yang berkualitas membuat Radinka menatap dirinya di depan cermin. Dirinya bahkan tidak cukup baik untuk bersanding bersama dengan Sam.
Rasa frustrasi dan rendah diri membuat Radinka menghela napas.
“Rasanya selalu seperti ini saat pacaran. Aku benar-benar tidak percaya diri melihat banyak sekali perbedaan di antara aku sama Sam,” kata Radinka yang berharap agar waktu bisa berputar agar dirinya bisa menyelamatkan Sam dari dirinya sendiri.
Sekilas Radinka menatap ponselnya dan melihat nama Sam. Dia benar-benar ragu untuk mengatakan ini, tapi Radinka merasa bahwa Sam harus hidup dengan baik setelah apa yang terjadi di tahun 2020.
[Sayang, aku boleh ngomong?]
Radinka mengirimkan teks tersebut kepada Sam. Ragu, tapi bagaimanapun juga dia berpikir, ini adalah jalan paling baik yang harus dia tempuh karena melihat Sam bahagia adalah hal yang menyenangkan untuk Sam, begitu juga sebaliknya.
[Boleh, Sayang. Mau aku telepon?]
[Gak usah,Chat aja. Hmm, aku sebenarnya mau kita putus aja]
Tiba-tiba raut wajah Sam yang semringah memudar begitu saja, dahinya mengernyit heran atas dasar apa Radinka memutuskan dirinya begini?
Rasanya Sam ingin mendengar penjelasan itu secara langsung, tapi tidak memungkinkan karena rumah mereka yang berjauhan. Melalui telepon pun, dia tahu betul bahwa Radinka sama sekali tidak menyukai komunikasi telepon.
[Alasannya? Kenapa tiba-tiba begini?]
Radinka menghela napas pelan menatap layar ponselnya, hatinya terasa begitu sakit karena harus mengorbankan kebahagiaannya lagi. Radinka ingin sekali bersama dengan Sam, tapi keadaannya semakin tidak mungkin.
“Karena aku tidak cukup baik untuk pria berkualitas seperti kamu. Aku akan jadi beban untuk hidup kamu dan aku merasa kamu bisa jauh lebih baik jika tidak bersama aku,” ucap Radinka lirih. Benar-benar perasaannya hari ini sangat kacau, rasa rendah dirinya menyerang Radinka lagi.
[Tidak ada sebab, aku hanya merasa kamu seharusnya tidak buang-buang waktu bersama aku. Usiamu sudah tidak lagi muda untuk menikah, menikahlah pada orang yang jauh lebih baik daripada aku]