Setiap orang punya pergumulannya masing-masing, selama Tuhan ada, kita pasti menang
**
“Lalu, apa yang buat kamu bilang mau putus gitu?” tanya Sam yang kini menatap Radinka yang tampak begitu gugup. Bisa-bisa Sam berpikir buruk kalau dirinya tidak bisa memberikan jawaban pasti yang masuk akal apalagi Sam adalah pria cerdas dan suka berpikir.
Radinka terdiam sebentar, banyak sekali pertimbangan yang ingin dibicarakan pada Sam. Namun, tetap saja jika dia bicara apa adanya, Sam tidak akan pernah mengizinkannya untuk berpisah.
“Lagi males pacaran,” jawab Radinka pelan, tidak masuk akal memang jawabannya, tapi otak Radinka stuck memikirkan alasan apalagi yang harus dia pakai untuk mengatakannya pada Sam.
Jawaban gadis itu tentu saja membuat Sam tertawa, jawaban tak masuk akal yang pernah dia dengar dari seorang wanita. Malas pacaran, tapi pacaran!
Wajah Radinka memerah melihat Sam yang terbahak-bahak mendengar ucapannya, terdengar bodoh, tapi itulah Radinka yang membuat Sam ingin terus dekat dengannya.
Selang beberapa lama, Sam berusaha untuk serius lagi dan memegang tangan Radinka, menatap gadis itu dengan wajahnya yang tampak serius. Mata mereka bertemu, Radinka bisa merasakan betapa Sam punya banyak sekali hal yang ingin dibicarakan.
“Sayang, kita pacaran tujuannya menikah, kan? Kalau kamu udah nikah lalu kalau bosen bilangnya malas nikah, kan ga lucu. Coba ceritain pasti ada latar belakang kamu bilang malas pacaran atau komitmen. Aku tahu kamu pasti sembunyiin sesuatu, kamu bisa bagi cerita itu sama aku.”
Sam masih menatap Radinka yang tertunduk tak berani menatap wajah Sam.
Tidak mungkin rasanya Radinka mengatakan tentang rasa insecure-nya pada Sam. Dia benar-benar tidak bisa mengatakan itu pada Sam yang punya segudang rasa optimis yang menggebu-gebu.
Orang-orang optimis seperti Sam rasanya tidak akan paham apa yang dirasakan Radinka. Melihat Radinka diam, Sam mencoba mengelus lembut tangan Radinka mencoba menyadarkan Radinka dari lamunannya.
“Ada apa? Kamu pasti lagi coba sembunyikan sesuatu, jangan sembunyikan apa-apa. Aku tahu kamu pasti mengatakan itu karena ada yang kamu pikirkan. Sharing dong,” ucap Sam lembut berusaha mengorek apa yang terjadi pada Radinka.