Dear You: Tidak Ada yang Kebetulan

Radiandka
Chapter #13

Tentang Dendam

Membalas orang jahat dengan kebaikan itu seperti meletakkan bara di atas kepala musuh, mereka gak akan bisa membalasnya

**

Radinka memijat keningnya, baru beberapa hari setelah pulang dari rumah sakit dan rasanya ingin sekali istirahat malah ada saja masalah yang membuat Radinka merasa begitu kesal sekali.

“Tantemu itu kan keluargamu, Ra. Kalau dia pulang ke sini apa salah?” tanya Jen yang tampak begitu memelas di depan Radinka agar adiknya bisa pulang ke rumah yang susah payah dibeli oleh Radinka.

Tidak tahu harus bicara bagaimana lagi dengan ibunya, tapi yang pasti Radinka merasa dirinya seperti “alat” untuk menyejahterakan keluarganya. Aneh, tapi itu semua hidup yang dijalani oleh Radinka selama ini.

Menjadi anak tunggal tidak selamanya menyenangkan, buktinya Radinka sekarang seperti seseorang yang diharuskan untuk berbuat baik terus setelah apa yang dilakukan oleh tantenya.

“Ma, kenapa sih aku harus baik? Mama gak lupa, kan apa yang dilakukan oleh Tante Linda?” tanya Radinka dengan kepala yang masih ditempelkan handsplast dan beberapa bagian yang masih lebam-lebam.

Jen menaruh tangan kanannya di paha Radinka, dia benar-benar tahu bagaimana perjuangan anaknya itu tanpa dibantu oleh siapa pun untuk membeli rumah ini. Namun, melihat saudaranya bersusah payah bekerja membuatnya iba.

“Mama tahu, tapi apa kamu masih dendam? Bagaimanapun tantemu itu, keluargamu juga gak seharusnya kamu dendam.”

Jen berusaha untuk membuat Radinka sadar tentang hal tersebut. Namun, rasa sakit hati Radinka tampak memang menutupi segalanya.

“Mama keluar deh, Radinka mau istirahat,” kata Radinka akhirnya. Dia tidak mau berdebat dengan apa yang dikatakan oleh sang ibu. Baginya, meski sudah berlalu sangat lama, tapi rasa sakit itu masih ada bahkan sampai sekarang.

Mengalah adalah hal yang sudah seharusnya diambil oleh Jen karena memang kondisi Radinka sedang tidak baik untuk membicarakan hal tersebut apalagi memberikan pendapatnya untuk pembicaraan itu.

Terpaksa Jen membiarkan Radinka sendirian di kamarnya untuk merenungi apa yang seharusnya dilakukan.

“Katanya, Tuhan itu adil, tapi kenapa semua beban malah ditimpa semua ke aku? Ibu udah ga bekerja lagi, sekarang aku harus mengurus tanteku juga padahal sudah banyak sekali hal buruk yang dilakukan tanteku?” tanya Radinka memandangi langit-langit kamarnya.

Lihat selengkapnya