Dear You: Tidak Ada yang Kebetulan

Radiandka
Chapter #14

Visi

Kita gak perlu lihat garis start hidup orang lain, kita hanya perlu fokus pada visi kita

**

Mata Radinka menyapu pemandangan di hadapannya saat ini. Mengingat percakapannya kemarin dengan Sam di telepon membuat Radinka memiliki pandangan baru.

Hidup Sam bukan sesuatu yang mudah juga, tapi Sam bahkan mampu memaafkan orang-orang yang mengecewakannya.

“Jujur aja, Sam. Ini semua gak mudah, gak pernah mudah buat aku menerima semuanya. Aku berkali-kali menyalahkan diriku sendiri kenapa harus lahir ke dunia jika tidak bisa membahagiakan diriku sendiri?”

Radinka memandangi foto Sam yang berada di ponselnya, usia Sam yang sudah menginjak 39 tahun pasti sudah banyak sekali akar pahit di kehidupannya. Namun, Sam bisa ikhlas hingga dia bisa berada di posisi saat ini.

Bagaimana dengan Radinka? Radinka selama 25 tahun ini juga memiliki akar pahit di hidupnya, mulai dari trauma dan lain sebagainya. Tentu gak mudah juga, tapi memang tidak bisa dibandingkan dengan Sam yang sudah banyak sekali menerima caci maki di hidupnya.

Ketika Radinka sedang meratapi kesulitannya, ponselnya berdering membuatnya sedikit terkejut dan hampir saja melepaskan ponsel tersebut dari genggamannya.

“Ya, halo. Tumben siang-siang telepon? Apa ga ganggu pekerjaan?” tanya Radinka heran ketika melihat Sam yang menghubunginya siang-siang begini.

“Aku tiba-tiba mikir, gimana kalau kita nabung buat kamu kuliah lagi?” tanya Sam yang membuat Radinka mengerjapkan matanya beberapa kali.

Sulit dimengerti, Sam memang sering sekali membicarakan hal-hal yang menurut Radinka tidak sesuai dengan waktunya. Perhatian sekali sehingga membuat Radinka sedikit bingung dengan apa yang ada dipikiran Sam.

“Kamu lagi kerja, lagi di kantor malah mikirin kuliah aku. Random banget,” kata Radinka yang masih tidak tahu sebenarnya harus menjawab apa karena ini mendadak banget.

Sebelumnya memang Radinka sering ditanyakan soal rencananya untuk melanjutkan kuliah. Namun, keadaan ekonomi yang tak memungkinkan membuat Radinka mengurungkan niatnya.

“Bukan gitu, Sayang. Kita udah bicarain banyak hal dan aku kira kita harus berencana ke kuliah kamu. Dengan kamu kuliah, upgrade skill dan ambil sertifikasi pasti karir kamu bagus,” kata Sam dari seberang sana berharap gadis yang dia ajak bicara memiliki rencana sepertinya.

Lihat selengkapnya