Dear You: Tidak Ada yang Kebetulan

Radiandka
Chapter #16

Impian Sam

Kamu cukup percaya bahwa kamu berharga dan diciptakan dengan keistimewaan yang berbeda dari orang lain

***

Berkali-kali telepon Radinka berdering, nama yang sama masih terpampang di layar ponsel Radinka. Rasanya ingin sekali jari-jari Radinka menerima panggilan tersebut. Namun, gadis itu mengurungkan niatnya.

“Maaf, Sam. Lebih baik seperti ini saja karena aku merasa jauh lebih baik jika menjauh. Kamu pantas menemukan seseorang yang lebih baik dari aku, dari keluarga yang baik dan juga semuanya baik,” kata Radinka seraya kembali menatap laptopnya yang sudah usang itu meneruskan kegiatan menulisnya.

Perasaan Radinka kalut, sama kalutnya dengan apa yang dirasakan oleh Sam. Saat ini tidak ada yang lebih baik daripada menjauh dari Sam karena Radinka sendiri tahu bahwa Sam memiliki potensi untuk mendapatkan perempuan yang baik untuk pasangannya kelak.

“Ra, kamu kenapa, sih? Aku gak tahu salah aku di mana, tapi kenapa mendadak begini?” tanya Sam, rasa sesak menjalar di dadanya. Perasaannya hancur. Di usianya yang sudah menginjak 39 tahun, kenapa dia harus gagal lagi dalam percintaan? Perasaan tidak dihargai membuat Sam kecewa.

Namun, di balik itu semua Sam harus tahu alasan Radinka memutuskan untuk berpisah dengannya.

Sam merenungi kesalahannya berkali-kali, tapi dia tetap tidak menemukan kesalahannya pada Radinka yang menyebabkan gadis itu memilih untuk berpisah.

“Siang, Pak. Bisa saya bicara sebentar?” tanya Wita yang tampak rapi dan wangi hari ini tidak seperti biasanya.

“Ada apa, ya? Apa ada pekerjaanmu yang berhubungan dengan saya?” tanya Sam yang tiba-tiba tampak begitu kesal. Masalahnya dengan Radinka belum selesai, tapi Wita malah ke ruangannya dengan senyuman manis yang entah apa maksudnya.

“Saya mau curhat sama...”

“Maaf, Wit. Saya lagi banyak sekali pekerjaan, mungkin gak bisa dengarkan kamu. Lagi pula ini adalah jam kerja, bukannya kita harusnya bekerja bukan malah buka sesi curhat?” tanya Sam telak membuat Wita mengerjapkan matanya berkali-kali.

Malu, kecewa, sedih, marah bercampur aduk menjadi satu di hati Wita saat ini. Benar-benar rasanya Wita ingin menghilang dari hadapan Sam, ditolak untuk kedua kalinya, memang Sam ini tidak punya perasaan sama sekali terhadap rekan kerjanya.

Lihat selengkapnya