Kembali ke buku lama bukan pilihan yang tepat ketika kamu tahu akhirnya akan sama. Sad ending!
**
Berhari-hari setelah telepon tersebut, Radinka merasa Sam menjauh darinya. Tidak banyak waktu lagi setelah itu dan membuat Radinka merasa ada yang janggal dengan Sam. Apakah Sam menyerah? Tentu itu yang ada dipikiran Radinka sekarang.
Menjual mahal bukanlah sesuatu yang tepat untuk Radinka yang bukan perempuan berkualitas menurutnya.
“Ini pasti dia menghilang kayak gini karena bosan sama aku. Apa dia akan putusin aku setelah balikan kemarin?” tanya Radinka yang merasa sangat khawatir padahal dia yang ingin putus.
Radinka merenungi kesalahannya berkali-kali, kalau sudah begini tidak ada yang bisa dilakukan Radinka selain pasrah dan berharap dia bisa kembali dengan Sam.
Gadis itu menelungkupkan kepala di antara kedua lututnya. Entah kenapa rasa kepercayaan dirinya seperti sesuatu yang menghambat apapun keinginannya sehingga sulit untuk digapai tak terkecuali, percintaannya dengan Sam.
Bisa dibilang Radinka seperti membuang sebuah berlian untuk mempertahankan sampah yang ada di dalam dirinya.
“A—Aku gak mau kayak gini, aku ga suka terperangkap di dalam diri begini,” ucap Radinka pelan. Dia berusaha tidak menangis, tapi pada ternyata pertahannya runtuh.
Radinka seperti kembali kehilangan arah karena Sam tidak lagi menghubunginya beberapa hari ini, seandainya ada juga hanya sebuah sapaan pagi hari dan kemudian tidak muncul lagi. Begitu selama beberapa hari ini yang semakin membuat Radinka berpikir yang tidak-tidak.
Ting!
Notifikasi pesan singkat terasa mendebarkan hati Radinka, berharap jika yang mengiriminya pesan adalah Sam, si pria yang pesannya dia tunggu sejak tadi.
[P]
Radinka mengernyitkan dahinya heran dengan satu huruf yang berhasil membubarkan lamunannya sejak tadi bahkan dia berharap yang menghubunginya adalah Sam.
“Dih, hari gini siapa yang masih kasih pesan singkat P begitu? Apa ga punya sopan santun? Masa chat orang tak dikenal kayak gitu,” oceh Radinka yang tidak berniat membalas bahkan dia hampir saja menghapusnya sebelum akhirnya orang itu kembali membalas pesan Radinka.
[Dibaca doang? Ini gue, Defan. Masih ingat?]