Dear You: Tidak Ada yang Kebetulan

Radiandka
Chapter #19

Penyesalan Defan

Penyesalan bukan hal yang mudah, tapi penghianatan adalah mudah untuk dilakukan

**

Radinka tampak menatap dirinya di depan cermin, rasa sakit yang pernah dia alami di tahun 2017 ternyata tidak layak untuk dia dapatkan. Pria yang dia tangisi dulu, pria yang dia cintai dulu adalah pria yang tidak layak untuk mendapatkan itu semua.

"Aku emang nggak cantik, nggak ada yang harus aku banggakan juga. Namun, membiarkan diri aku merasakan sakit karena orang yang tidak berkualitas adalah suatu kebodohan dan aku tidak mau menjadi orang bodoh," ujar Radinka yang merasa keputusannya adalah hal yang sudah seharusnya dia lakukan.

Tidak lagi memberikan akses kepada Defan untuk menghubunginya adalah sesuatu paling baik yang pernah dilakukan oleh Radinka karena dia sudah menemukan pria yang sangat menyayanginya sampai detik ini meskipun pertemuannya dengan Sam adalah sesuatu yang tidak diduga oleh Radinka, dia berterima kasih karena Tuhan membuat orang seperti Sam jatuh cinta kepadanya.

Namun, saat Radinka kembali ingin memulai aktivitasnya pagi ini, nomor telepon baru kembali masuk ke WhatsApp miliknya.

[Ra, kita bisa kan baik-baik? Gua mau nikah sama lo, tapi tunggu dulu gue akan kumpulin uang. Lo siapnya kapan?]

Rasanya Radinka ingin sekali menertawakan Apa yang diketik oleh Defan. Bukan ingin menertawakan niat baik Defan yang berniat serius kepadanya, tapi lebih menertawakan sikap Defan setelah 7 tahun menghilang dan akhirnya menemukan Radinka lagi.

Namun, bukannya berubah menjadi lebih baik malah semakin membuat Radinka merasa sangat jengkel memangnya siapa yang tidak jengkel sudah dijadikan selingkuhan, setengah tujuh tahun kembali lagi, tapi dengan keterpaksaan karena sudah merasa salah jalan.

[Gue udah blokir lo di nomor satu lagi itu artinya gue nggak mau lagi ada hubungan sama lo. Jalanin aja hidup masing-masing dan gue berharap lo bisa bahagia dengan orang baru lagi nanti.]

Setelah mengirimkan pesan tersebut, Radinka kembali memblokir kedua nomor Defan. Defan tidak lagi menempati hati Radinka.

Radinka meletakkan kepalanya di meja dan melihat jendela dari dalam kamar. Matanya menatap burung-burung terbang mengelilingi langit biru tanpa ada rasa takut sama sekali.

Lihat selengkapnya