Terkadang, mulut dan hati tidak sinkron. Kamu bisa mengatakan kamu tidak peduli, tapi tidak dengan sikapmu.
***
Radinka menatap rumah besar milik keluarga Sam yang sudah menghinanya sedemikian rupa dan sedikit membuatnya merasa trauma untuk sekadar memandangnya. Namun, jika bukan karena Sam, maka Radinka tidak akan pernah sampai di depan rumah itu lagi.
Dengan berat hati, Radinka menekan bel yang berada di depan pagar. Sebenarnya dia benar-benar merasa segan untuk bertemu dengan keluarga Sam lagi.
Meski Sam adalah orang yang baik, tapi keluarganya membuat Radinka terkucil hingga enggan untuk kembali ke rumah tersebut. Lucy yang melihat kedatangan Radinka langsung menyambutnya dengan ramah, raut wajah Lucy yang biasanya sangat kesal dengan keberadaan Radinka, kali ini tampak ramah dan berbeda dari biasanya.
"Ra, ayo masuk! Aku benar-benar kasihan sama Abang, makanya aku panggil kamu. Aku tahu kamu orang baik dan pasti gak akan pernah tega membiarkan Abang sakit, ternyata benar kamu memang orang baik," kata Lucy yang membuat Radinka tersenyum tipis.
Rasanya aneh melihat Lucy yang terlihat ramah padanya, Radinka masih menerka-nerka apa sebenarnya yang akan dilakukan Lucy padanya? Lalu, hubungannya dengan Sam bagaimana? Apakah akan berjalan lancar karena Lucy dan beberapa keluarganya sudah setuju?
"Ka Sam sudah berapa lama gak makan dan minum? Bukannya dia harus kerja juga?" tanya Radinka yang merasa sedikit heran juga kenapa Sam begitu kuat menyiksa dirinya sendiri.
"Benar, harusnya hari ini dia masuk kerja, tapi gak jadi karena masih sakit. Aku dan keluarga udah bingung banget mau bagaimana karena memang Abang gak mau menyentuh makanan sama sekali," kata Lucy dengan wajahnya yang tampak kecewa juga melihat keadaan kakaknya seperti itu.
Radinka hanya bisa mengangguk pelan dan kemudian Lucy membiarkan Radinka masuk ke kamar Sam. Dia melihat sebentar sebelum akhirnya meninggalkan mereka berdua.
Sesekali Radinka menyentuh tangan Sam yang sedang terbaring dan memang benar apa yang dia rasakan, tubuh Sam begitu panas hingga membuat air mata Radinka jatuh.
"Sam, bangun dulu. Kamu harus makan sama minum, ya?" ujar Radinka pelan membuat Sam yang sedang memejamkan matanya membuka mata dan menatap Radinka dengan rasa tak percaya.