Dear You: Tidak Ada yang Kebetulan

Radiandka
Chapter #33

Restu Semesta

Sinyal semesta itu halus, terlalu halus untuk karakter manusia yang seringnya gegabah

***

Bulan demi bulan berlalu dan Sam baru saja pulang dari kantornya seperti biasa. Namun, keningnya mengernyit ketika melihat rumahnya yang sangat gelap padahal hari sudah malam dan sudah seharusnya lampu dinyalakan. Perasaannya menjadi tidak nyaman dan dia langsung masuk ke rumahnya dengan wajah yang begitu panik.

Namun, saat pintu terbuka dia melihat ada keluarganya yang sudah memakai topi ulang tahun dan tiba-tiba Sam teringat hari ulang tahunnya yang dia lupakan karena begitu banyak pekerjaan di kantor dan dia juga baru ingat bahwa Radinka belum mengucapkannya.

"Happy Birthday to you..." semua orang menyanyikan lagu untuk Sam, tapi yang membuatnya merasa aneh adalah tidak ada kue di antara mereka sampai pada akhirnya seorang gadis cantik dengan gaun selutut membawakan kue untuk Sam membuat Sam terdiam sejenak.

Perasaan tidak percaya membuat Sam mematung karena yang dia tahu, keluarganya dan Radinka sama sekali tidak pernah akur bahkan untuk hal kecil sekali pun.

"Selamat ulang tahun, Sam. Make a wish dulu," ucap Radinka yang membuat Sam memejamkan matanya beberapa saat sebelum akhirnya meniup lilin yang berada di atas kue tersebut. Semua orang bertepuk tangan dan membuat Sam menitikkan air matanya.

"Terima kasih semuanya, aku benar-benar lupa ulang tahunku," kata Sam yang membuat semuanya tersenyum dan sebelum memotong kuenya, Siska menghampiri Sam kemudian memegangi tangannya dengan sepenuh hati.

Sam melihat ibunya dengan wajah penuh kebingungan, apa sebenarnya yang ingin dikatakan oleh sang ibu karena tampak begitu serius membuatnya merasa tegang juga dan beberapa kali melirik ke arah Radinka. Namun, gadis itu tampak biasa saja dan tidak tampak takut atau apa pun.

"Sam, ada yang mau mama bicarakan sama kamu. Sengaja kami mengundang Radinka ke rumah untuk merayakan ulang tahun kamu sekaligus membicarakan keseriusan kalian," kata Siska dengan mata berkaca-kaca membuat anak lelakinya itu masih kurang paham ke mana arah pembicaraan mereka.

"Maksud Mama, apa?" tanya Sam yang ingin memastikan bahwa telinganya tidak salah dengar sama sekali. Lucy, Ria, Paula dan Rendy saudara Sam tampak tersenyum melihat kebingungan Sam.

"Iya, Mama, papa dan saudara-saudara kamu sudah membicarakan ini. Kami minta maaf sama kamu karena beberapa bulan belakangan membuat kalian kesulitan, tapi kami benar-benar hanya merasa akan kehilangan Sam sehingga kami merasa bahwa Radinka merebutmu dari kami."

Lihat selengkapnya