Dendam hanya akan membuatmu mati perlahan, tapi memaafkan akan membuatmu kembali tumbuh menjadi manusia yang damai
***
“Jadi, sampai kapan kamu akan menyimpan dendam pada keluargamu, Ra? Waktu berjalan dengan cepat, semua orang punya salah dan tidak ada yang sempurna. Sempurna itu hanya milik Tuhan,” ucap Sam mencoba menasihati Radinka agar tidak terus berada lingkaran dendam yang tak membuahkan kebaikan apa pun.
Radinka menunduk sedih mendengar ucapan Sam karena memang apa yang dia katakan tentu saja adalah sesuatu yang benar dan tidak bisa dibantah oleh Radinka.
“Aku menyayangi mereka semua, Sam. Namun, di sisi lain aku merasa bahwa ini tidak adil. Mengapa hanya aku yang menjadi korban atas kesalahan yang terdahulu? Kenapa sepupuku bisa lebih bebas daripada aku? Tapi, aku harus menanggungnya?” tanya Radinka yang masih merasa dunia tak adil pada dirinya.
“Semuanya cukup adil, Ra. Mereka yang berbuat kesalahan fatal di masa lalu, sebenarnya sudah menerima kehancurannya, tapi mereka tidak pernah sadar. Kita harus kasihan dengan mereka, Tuhan mengajarkan kita kasih bukan hanya untuk mengasihi orang yang berbuat baik pada kita, tapi mengasihi orang-orang seperti mereka juga,” kata Sam menggenggam tangan Radinka. Dia sangat berharap bahwa Radinka tidak terlalu lama menyimpan ketidaksukaan itu.
Sesekali Radinka menarik napas dalam-dalam mencoba untuk mencerna semua apa yang dikatakan oleh Sam karena pada dasarnya hati Radinka masih belum terketuk untuk memaafkan mereka. Sulit sekali, sangat sulit bahkan setiap kali melihat mereka, Radinka merasa sakit hati.
“Aku tahu, tapi ketika aku melihat mereka, aku tidak bisa munafik bahwa aku memang belum bisa memaafkan. Kesalahan mereka terus berputar di kepalaku setiap kali aku melihat mereka,” kata Radinka mengakui hal tersebut dengan wajah yang tampak begitu sedih.
Sam paham bahwa tidak mudah untuk memaafkan orang ketika sudah disakiti berkali-kali, tapi Sam sangat yakin Radinka pasti bisa melakukan hal tersebut.
“Memaafkan itu bukan kamu melupakan kesalahan mereka, Ra. Tapi, ketika kamu tahu apa salah mereka pada kamu, tapi kamu tidak merasakan kebencian dan satu hal yang perlu kamu ingat, setiap manusia di muka Bumi ini selalu mempunyai kesempatan kedua, kamu bisa melihat mereka di kesempatan kedua itu.”