Dearly

MiiraR
Chapter #5

Zoya Allura Devansha

“Haloo bunda,” sapa Gavi, melihat kedatangan Jasmine ibu Zoya dari arah dapur.

“Kamu, pantesan berisik,” ujar Jasmine, menyadari keributan yang di sebabkan oleh Zoya dan Gavi.

Gavi tersenyum, menanggapinya.

“Udah makan Nak?” tanya Jasmine.

Gavi menggeleng, lalu menunjukan wajah sedikit murung. Ia beranjak, kemudian menghampiri Jasmine, memeluknya dengan sisa tenaga yang di milikinya.

Jasmine, membalas pelukan Gavi.

“Dih,” ucap Zoya, merasa jijik dengan sikap Gavi yang tiba-tiba manja.

“Yaudah mau Bunda masakin apa?” tanya Jasmine, lengannya merangkul tubuh Gavi. Lalu, membawanya ke dapur.

“Yang ada aja bun” balas Gavi. “Gavi pemakan semuanya kok,” timpalnya.

“Kamu tuh ya,” gerutu Jasmine.

“Ayah dimana?” tanya Gavi, menanyakan keberadaan Evan ayah dari Zoya.

“Baru aja naik ke atas, kayanya lagi main sama Fatah. Kamu datangnya telat Gav, kalau lebih cepat bisa makan malam bareng kita,” balas Jasmine, menyayangkan kedatangan Gavi yang telat beberapa menit. Sehingga ia melewatkan makan malam keluarga Zoya.

Gavi mengangguk, mengerti. Kehangatan yang di miliki keluarga Zoya, berhasil membuat hati Gavi melunak.

Pelukan singkat yang Jasmine berikan memberi sedikit kekuatan untuk Gavi dan berhasil membuat sebagian rasa amarah yang di milikinya hilang.

Perlakuan yang di berikannya, membuat Gavi untuk sejenak bisa melupakan rasa sedih yang ia rasakan sebelumnya.

Tap ....

Sepiring nasi, dengan telor orak arik juga potongan daging yang di lumuri saus tersaji di hadapannya.

“Makan yang banyak Gav,” ujar Jasmine, sembari mengusap puncak kepala Gavi.

Gavi mengangguk, apa yang di lakukan Jasmine benar-benar menyentuh hatinya. Ia tidak tahu, kapan terakhir merasakan sentuhan dari ibunya.

Sejak perceraian itu, membahas ibu di depan keluarga ayahnya terasa sangat tabu dan seperti ada larangan yang tidak tertulis.

“Mau cari angin segar, sebentar?” tanya Rio, mengajak Zoya pergi keluar.

“Tapi udah malem, dingin juga,” balas Zoya menolak dengan halus.

“Kan bisa pakai jaket,” ujar Rio mengusulkan.

Melihat wajah Rio yang mulai cemberut, membut Zoya tidak bisa menolak keinginan laki-laki itu.

“Oke, bentar,” ujar Zoya, kemudian segera beranjak menuju kamarnya. Mengambil jaket, dan pergi meminta ijin kepada Bunda yang terlihat masih menemani Gavi menghabiskan makan malamnya.

“Bun, Zoya keluar dulu bentar ya,” ucapnya.

“Iya, jangan kemaleman Zoy. Bawa kunci rumah, biar kamu ngga bangunin Mbak,” ujar Bunda, lalu memberi saran.

Zoya mengangguk, mengiyakan.

“Pulangnya beliin gue es krim ya Zoy,” pinta Gavi.

“Beli aja sendiri, ngapain minta-minta ke gue,” balas Zoya, enggan.

Jasmine, menatap tajam. Memperingatkan Zoya, agar bisa mengelola kata-katanya.

Lihat selengkapnya