Dearly

MiiraR
Chapter #18

The Queen

Priiiiiiittttttt

Tiupan panjang pluit kembali berbunyi, kali ini menandakkan permainan benar-benar selesai.

Sesuai dengan prediksi, Zoya berhasil membawa timnya menjadi juara utama di pertandingan final kali ini. Perjalanan yang panjang untuk bisa sampai di titik ini, perlu banyak tenaga, darah, waktu hingga akhirnya bisa mengukuhkan timnya sebagai sang juara.

Dengan langkah besarnya, Gavi segera menghampiri Zoya. Kedua lengannya memeluk erat Zoya, mengangkat tubuh perempuan itu kemudian kakinya berputar cepat merayakan kemenangan kakak perempuannya.

“Prediksi gue ngga pernah salah Zoy, lo emang hebat banget!!” puji Gavi, bangga dengan hasil yang di raihnya.

Selang beberapa detik kemudian ia menurunkan tubuh Zoya dari dalam pelukannya, lengannya bergerak mengusap puncak kepala Zoya dengan senyum yang terus merekah merasakan sukacita yang sulit di gambarkan oleh apapun.

Interaksi manis itu terlalu sayang jika hanya di abadikan oleh mata saja, beberapa orang penonton terlihat mengarahkan kamera ke arah keduanya. merekam setiap pergerakan yang di lakukan Gavi dan Zoya, menjadikan keduanya sebagai pemeran utama malam ini di tambah narasi yang di buat dari sudut pandang yang di ambil menggambarkan seolah mereka memiliki hubungan lebih.

Dan sekali lagi, Gavi memeluknya dengan erat menunjukkan sukacita yang ikut di rasakannya.

“Waaaah, hebat banget lu Zoy,” ucap Gavi terus memberi pujian.

“Kasih tahu gue, siapa orang yang udah nyerang lo dan gue, bakal lakuin hal yang sama!” terus Gavi berbisik di telinga Zoya.

Bug

Zoya melepas pelukannya dari Gavi.

“Gak usah aneh-aneh. Mending kita rayain ini aja!” balas Zoya, tersenyum lebar.

Keringat yang membasahi seluruh tubuhnya, rambut yang lepek, juga badan yang mulai bereaksi kecapekan kini mulai ia rasakan. Namun, semuanya sepadan dengan kemenangan yang berhasil di raihnya.

“Sini Zoy,” panggil teman-temannya, meminta Zoya agar segera bergabung dengan grup untuk menerima penghargaan juga menikmati sesi foto.

“Kamu udah nyiapin ini Gis?” tanya Renata melihat sebuah buket berukuran besar di samping Gista.

Gista menggeleng.

“Gavi yang menyiapkannya,” balas Gista.

“Oh ya, sini gue aja yang bawa!” ujar Gilang, mengajukan diri.

Gista mengangguk setuju, dengan langkah berat ia mengikuti teman-temannya untuk bergabung dengan Gavi dan Zoya yang berada di lapangan.

“Widih rame benar nih Gav, lo bawa siapa aja nih?” ujar Zoya menyadari segerombolan orang yang berjalan ke arahnya.

“Banyak, ada Gista, Renata, Gilang, Abuy, Teman futsal Gilang, tim teater gue, anak-anak basket ikut juga,” ujar Gavi mengabsen satu persatu temannya yang datang.

Zoya menatap tak percaya, dengan tindakan luar biasa yang Gavi lakukan.

Lihat selengkapnya