Dearly

MiiraR
Chapter #21

Go away

Lampu sein kiri menyala, tak lama setelahnya Gavi mulai membelokkan mobil ke arah trotoar. Kemudian menghentikannya.

Zoya menatap heran ke arahnya, kali ini apalagi yang salah? pikirnya

"Sorry Zoy, gue lupa. Hari ini ada janji sama teman-teman,” ujar Gavi, kemudian melepas sabuk pengaman dari tubuhnya.

“Lo bisa kan pulang sendiri bawa mobil gue?” lanjutnya dengan suara terputus-putus.

“Kenapa? lo sakit?” tanya Zoya, membalas perintah aneh yang Gavi berikan. Lengannya bergerak, memeriksa suhu tubuh Gavi.

"Nggak, gue baik-baik aja!” balas Gavi , lengannya bergerak menepis lembut tangan Zoya darinya.

Zoya menggeleng, merasakan kebohongann yang coba Gavi sembunyikan darinya.

Mustahil, ia baik-baik saja setelah menghabiskan waktu yang begitu lama di toilet, amarahnya yang sulit di kendalikan, peruubahan mood yang ia tunjukkan begitu signifikan.

“Beneran, ada janji gue!” balas gavi, mencoba terus meyakinkannya.

“Yaudah, anterin dulu gue pulang. terus lo berangkat lagi,” jawab Zoya, mencoba menahannya.

“Ga bisa, ngga akan sempat,” balas Gavi terus menolaknya.

“Oke, kalau gitu gue pulang naik taksi aja!” ucap Zoya mengatakan solusi yang ada di pikirannya dengan begitu Gavu bisa pergi dengan lebih leluasa.

Gavi menghela nafasnya, merasa buntu.

“Haruskah ia menyetujui ucapan Zoya agar ia segera menghilang dari hadapannya?” tanya Gavi.

Kepala Gavi menggeleng, tidak mungkin melakikannya.

“Lo, pikir gue bakal tega ninggalin lo di tengah jalan begini?” tanya Gavi.

“Sekali aja, turutin apa yang gue mau!” timpalnya.

“Gue mohon!” pinta Gavi.

Lengannya bergerak, melewati tubuh Zoya menuju dashboard untuk mengeluarkan topi dari dalam. Selanjutnya, ia pergi keluar dari dalam mobil, tanpa menunggu persetujuan dari kakaknya.

"Waaah ...,” ucap Zoya berdecak kesal.

Pandangannnya bergerak mengikuti setiap pergerakan yang di buat Gavi.

Anak itu berjalan dengan langkah yang sangat terburu-buru, entah akan pergi kemana yang pasti ia harus segera menghilang dari pandangan Zoya. Dengan begitu ia bisa meneriakkan semua kesakitan yang di rasakannya.

Lengan kanannya bergerak memasangkan topi, lalu di ikuti dengan memakai masker yang menutupi area hidung hingga dagunya.

Lima detik setelahnya, Zoya berjalan keluar.

“Saya sangat membutuhkan ambulance, tolong segera datang!!” ucap Zoya berteriak, kemudian menyebutkan lokasi dimana keduanya berada.

Lihat selengkapnya