Meski sering pergi ke tempat ini, Gavi terlalu berhati-hati untuk bepergian ke restoran, tempat belanja dan juga coffee shop. Takut, jika ada seseorang yang mengenalnya
Namun, bersama Zoya ia melewati batasan itu dan melalui harinya dengan cara yang begitu menyenangkan tanpa mengkhawtirkan sesuatu.
Keduanya masuk ke dalam toko souvenir yang terbilang begitu besar. Di dalamnya terdapat perlengkapan selancar, baju renang, pakaian sehari-hari, gantungan kunci, sandal juga kain pantai yang begitu khas.
Pengalaman yang cukup unik untuk Zoya, di tempat ini selain membeli baju dia juga di beri ijin untuk menggunakan kamar mandi. Membasuh tubuhnya yang penuh keringat, kemudian mengganti pakaiannya dengan pakaian baru. ia sengaja memilih baju krop, dan bawahannya rok lilit yang memiliki nuansa pantai di dalamnya. Begitupun dengan Gavi, ia juga ikut membasuh tubuhnya. Mengambil celana pendek bewarna krem dan kemeja hitam yang memiliki corak pohon palm. Tak lupa ia melengkapi penampilannya dengan menambahkan kacamata hitam.
Lengan Zoya bergerak mengibaskan rambutnya, merasakan sensasi menyegarkan. Langkahnya tertuju ke sebuah tempat yang menunjukkan berbagai macam topi. Lengannya, mengambil sebuah topi bucket berwarna krem lalu langsung memakaikan di kepalanya.
Merasa penampilannya sudah sempurna, Zoya dan Gavi bergegas menuju tempat photobooth yang berada di sebelahnya. Mengambil gambar yang akan menyimpan kenangan manis yang terjadi hari ini.
Keduanya terlihat begitu santai, menikmati setiap jepretan dengan pose yang unik. Menggambarkan masa muda yang begitu indah dan menyenangkan. Melupakan semua ke khawatiran yang terjadi tadi malam.
Selanjutnya, Zoya kembali berputar-putar di dalam toko, mengambil beberapa barang dan pergi menuju kasir untuk membayar semua barang belanjaannya.
“Sekalian sama yang ini ya mbak,” ujar Zoya membungkus beberapa baju untuk Ayah, Bunda, Fatah dan juga Rio.
Tap
Gavi muncul dari belakang, menyerahkan kartu miliknya.
Lengan Zoya, bergerak dengan cepat menahan lengan Gavi. Kemudian, memasukkan kartu ke dalam saku adiknya.
“Udah satuin aja!” ujar Zoya meminta pelayan memasukkan barang belanjaan Gavi ke dalam kartu miliknya.
“Ngga ke balik nih, kan yang harusnya dapat hadiah lo? Bukan gue?” ujar Gavi, bertanya.
“Shutttt, diem aja. Turutin gue!” ujar Zoya.
Selama ini sudah terlalu banyak hal yang Gavi berikan sebagai hadiah kepadanya. Termasuk hari ini, perjalanan yang begitu menyenangkan ini menjadi kado terbaik yang Zoya dapatkan. Ini tidak mungkin akan terulang kembali dan tidak bisa di ganti dengan apapun.
Selera fashion yang Gavi miliki, memang tidak pernah salah. Ia bisa memadupadankan pakaian yang di kenakannya.
Dengan penampilannya yang seperti ini, siapa yang akan menyangka Gavi masih duduk di bangku SMA? mereka hanya terlihat seperti pasangan yang tengah berlibur ke pantai.
Sebelum kembali ke pantai, keduanya memutuskan untuk mengunjungi sebuah coffee shop, mengisi kadar gula dalam tubuh mereka.
Seorang perempuan paruh baya terlihat berdiri di belakang meja pesanan, siap, mencatat pesanan yang di pesan Zoya.