“Ada yang salah ya, pah?” tanya Gavi, lagi.
“Nggak Gav, kan kamu juga tahu dari dulu keluarga kita sering melakukan ini, ” balas Juna dengan cepat menghalau pertanyaan Gavi.
“Iya Gavi tahu, tapi melakukannya dalam sebulan sekali bukankah itu aneh?” lanjutnya, mengatakan semua yang ada di benaknya.
“Kalau lo ngga mau, juga ngga papa. Kita bisa lakuin nanti, bulan depan atau ngga tahun depan aja gimana pah?” ujar Gilang meredam suasana yang mulai memanas.
Ia mengerti, mungkin saat ini kondisi Gavi sedang tidak baik. Rasa lelah yang di rasakannya juga pasti mendorong Gavi bersikap seperti ini kepada ayahnya.
Mendengar jawaban dari Gilang, menimbulkan perrtanyaan lain di hati Juna.
Apa yang sedang di lakukannya? Kenapa dia bisa bicara seperti itu? Apa yang di rencanakannya? pikir Juna.
“Gavi nggak akan pergi, pergi ke sana pun tidak akan merubah apa-apa ...”
“Papa ngga usah khawatir, sekarang kondisi Gavi sangat baik, ” ujar Gavi mengatakan pemikirannya, berharap mereka mau mengerti.
“Oke! Sekarang mending lo bersih-bersih, terus istirahat, ” balas Gilang mengakhiri pembicaraan di antara keduanya.
Jawaban yang Gilang berikan, menenangkan hati Gavi. Setidaknya ia tidak perlu memaksa diri untuk pergi ke tempat yang tidak di inginkannya.
Kini, ia sudah tahu tentang dirinya, penyakitnya dan kemungkinan buruk yang akan terjadi.
Takut, ya ia merasakannya. Namun, kali ini ia tidak akan membiarkan rasa takut itu menenggelamkan dirinya.
Selama masih ada Zoya, tidak ada yang perlu di khawtirkannya. Seandainya hal buruk itu terjadi, dan Gavi harus pergi sebelum pertunjukkan di gelar, ia senang karena Zoya yang akan mengisi posisinya.
Dengan begitu semua pikiran buruk yang selama ini mencengkramnya perlahan memudar. Ia bisa mengatasi satu persatu ketakutannya.
Hal ini kembali menyadarkannya, bahwa beruntungnya ia memiliki Zoya di kehidupannya. Seandainya malam itu Zoya benar-benar meninggalkannnya. Apa yang akan terjadi?
Mungkin sekarang, Gavi tidak akan bisa pulang ke rumah.
Dengan epat papa akan memindahkannya ke luar negeri, menjalani pengobatan yang ia sendiri juga tidak tahu dan kembali menjalani hidupnya seperti orang bodoh.