“Hari minggu aja, gimana?” tanya Zoya, ia sengaja mengosongkan jadwalnya untuk beristirahat. Namun, ia juga sadar jika waktu yang di milikinya dengan Rio semakin sedikit. Ia mengerti, mungkin ada banyak pertanyaan yang ingin Rio ajukan, dan agar tidak semakin menumpuk Zoya akan tetap menemuinya, memaksa tubuhnya untuk bertahan sehari lagi.
Membaca jawaban yang Zoya berikan, membuat Rio kembali terdiam. Rasanya, waktu tidak pernah ada di pihaknya.
Ia menunda percakapannya se malam, dan kini ia harus menunggu kurang lebih dari satu minggu.
Perasaan rindu yang bertabrakan dengan egonya terus menguasai hati Rio? Bisakah ia bertahan samapi saat itu? Bagaimana jika ada hal kurang mengenakkan yang kembali di dengarnya? Bisakah Rio menanganinya?
“Oke, semangat yaaa!!! jangan lupa berkabar terus, jaga kesehatan sayaang ...!!” balas Rio, mengakhiri pesannya dengan rasa kecewa lagi.
Banyak penyesalan yang kembali muncul, seandainya semalam ia tidak mementingkan perasaannya. Mungkin ia sudah mendapat jawaban atas pertanyaan yang ada di kepalanya. Mungkin hubungan keduanya akan lebih hangat atau mungkin sebaliknya.
Pada akhirnya, ia harus menyimpan hadiah itu lebih lama lagi.
**
Setelah mengakhiri percakapannya dengan Rio, zoya memutuskan untuk mengganti bajunya untuk acara hari ini. Langkahnya berjalan ringan, menuju dapur.
Suasana masih sepi, orangtua dan adiknya belum kunjung pulang.
Sama seperti biasa Zoya langsung mengeluarkan wadah untuk memasukan ubi ungu, dua butir telur rebus, apel juga makanan sehat lainnya untuk bekal makan siang nanti.
Mengawali paginya ia menuangkan sereal dan juga susu ke dalam mangkuk, menikmati sarapannya dengan cara yang sederhana.
Pintu rumah terbuka.
Bola mata Zoya berkeliaran, mencari tahu siapa yang masuk.
“Hai, Pagi kak,” ujar GIlang menyapa.
“Hai …, pagi amat Lang. Tumben ngga ngasih tahu dulu?” ujar Zoya membalas sapaan Gilang.
Anak itu datang dengan mengenakan baju seragam sekolahnya yang di baluti sebuah jaket, kedua lengan kanannya membawa sebuah totebag berukuran cukup besar.
“Kak Zoya kan ga bisa di hubungin, jadi aku tanya bunda. Katanya handphone ka Zoya rusak yah, ko bisa?” tanya Gilang penasaran. Tubuhnya bergerak mendekat kepada Zoya dan duduk di hadapannya.
Zoya mengangguk mengiyakan.
“Kamu mau sarapan apa? aku buatin?” ujar Zoya menawarkan sarapan pagi untuk Gilang.
“Ngga usah bentar lagi aku berangkat, kak Zoya mau kemana hari ini?” menolak, kemudian mengajukan sebuah pertanyaan lagi.
“Aku mau ke studio ada beberapa kerjaan yang harus di selesain hari ini,” balas Zoya.