Dearly

MiiraR
Chapter #38

LoMe

Di ruangan teater, ke empat anak itu terlihat duduk bersama di satu meja. Dengan masing-masing mengeluarkan laptop dan buku catatan di sebelahnya.

“Oke, Jadi apa dulu nih yang harus gue lakuin?” tanya Gavi kepada teman-temannya memeriksa kondisi dan hal urgent apa yang harus di lakukannya.

“Gue duluan ya,” ujar Dimas meminta ijin kepada teman-temannya.

“Karena disini lo sebagai director juga penulis. Kayanya mending lo tentuin dulu set nya mau gimana? kasih gambaran ke tim yang ngurus set, diskusiin, mereka bisa ngga wujudin ini?atau perlu kita panggil orang professional. Kalau harus, sesuain budgetnya masuk ngga di kita.”

“Jangan sampai lo kerjain yang lain dulu, dana kita habis tapi kebutuhan buat pertunjukkan belum selesai semua,” ujar Dimas, mengatakan pendapatnya.

“Oke, seperti yang lo bilang. Karena disini gue penulisnya, udah tentu dong semua latar, set itu udah terbayang di otak gue. Ini contohnya, masih abstrak sih” ujar Gavi menunjukkan salah satu desain yang di buatnya.

“Waah ...,” ujar ketiganya merasa kagum dengan gambar awal yang terlihat begitu megah.

“Tapi, ini cuman ada yang di bayangan gue ya. Gue ngga tahu ini works apa ngga buat pertunjukkan kita. Gue juga ngga tahu anak-anak bakal bisa atau nggak, kalaupun kita hire orang professional. Mungkin bisa ngga di kerjain sesuai dengan tenggat waktu yang kita miliki?” ujar Gavi, mengatakan kekhawatirannya.

Dahi Renata mengerut, ia tidak mengerti kenapa Gavi terlihat sangat tidak percaya diri.

“Kok lo ngga percaya diri gitu Gav?” ujar Renata.

“Lo ragu sama kemampuan diri lo atau kemampuan anak-anak?” sahut Dimas.

"Iya, lagian ini juga bukan pertama kalinya kita lakuin ini kan. Lo ngga inget gimana susah payahnya kita bikin set yang begitu luar biasanya tahun kemarin? lo lupa sama usaha dan semangat anak-anak yang udah relain jam tidurnya, tenaganya buat pertunjukan itu?” terus Naura, menambahi.

Sama seperti sekarang, mereka juga menjadi bagian dari pertunjukkan tim tahun lalu. Set yang dulu memiliki nuansa yang sama dengan apa yang Gavi tunjukkan kali ini.

Bahkan di tahun itu, Gavi berperan sebagai pemeran utama karakter pertunjukkan dan juga menjadi bagian dari staff yang bekerja sama di dalamnya. Ia terlihat begitu aktif, energinya tidak pernah habis, dan ia bisa di andalkan jika di tempatkan di bagian manapaun.

Tapi, hari ini terlalu banyak hal janggal yang ia perlihatkan. Dia yang tiba-tiba mundur dari perannya dan memilih bekerja di belakang layar saja. Menimbulkan banyak pertanyaan di hati teman-temannya.

Mereka mengetahui seberapa besar keinginan anak ini untuk berperan dan kemampuannya juga melekat di ingatan orang-orang. Membuat mereka menantikan karyanya tahun ini.

Namun, dengan keputusan yang gavi buat tidak banyak orang yang bisa bertanya langsung kepadanya. Termasuk empat serangkai ini.

Lihat selengkapnya