Langkah kaki Zoya berjalan ringan memasuki Mall, tubuhnya bergerak masuk ke sebuah restoran tempat makan favoritnya dengan Rio.
Senyumnya melebar, melihat punggung yang di kenalnya.
Dari tempatnya terlihat Rio sedang asik memainkan ponsel dengan earphone yang terpasang di kedua telinganya.
“Haiii ...,” sapa Zoya muncul dari belakang dan langsung memeluknya.
Kehadiran Zoya kini nyata, Lengan Rio bergerak membalas pelukan yang di berikan kekasihnya.
Lima detik kemudian, keduanya melepaskan pelukannya.
Dengan begitu Zoya bergerak menuju sisi seberang untuk duduk dan berhadapan dengan Rio.
Bola mata Rio tak bisa lepas dari Zoya, Senyumannya yang manis terus memikatnya, tatapan matanya, aroma parfume yang bergerak lembut ke dalam hidungnya, suara khas yang terdengar di telinganya dan menggetarkan hatinya lagi. Semua yang di milikinya, membuat Rio kembali jatuh ke dalam perasaan yang sama.
Lengannya bergerak melepas earphone yang ada di telinganya. Menandakan dirinya sudah siap untuk menghabiskan waktu bersama Zoya.
“Kamu mau makan apa?” tanya Rio, menawarkan dengan memberi buku menu kepada kekasihnya.
“Sama kaya yang biasa aja yo,” balas Zoya, tanpa membukanya Ia langsung mengajukan pesanannya.
Rio mengangguk mengerti, dengan cepat ia segera memanggil pelayan untuk memesan makan.
“How was youre day, Zoy? udah lama ya kita ngga ngobrol gini,” ujar Rio, menanyakan kegiatan yang di lakukan Zoya seminggu kemarin.
“Iya Yo, banyak banget hal yang mau aku ceritain ke kamu. Sampai bingung harus mulai dari mana dulu,” ujar Zoya, menjawab dengan antusias.
Ia tidak tahu harus memilah cerita yang mana, dari mulai pertandingan, alasan kenapa ia pergi dengan Gavi, kegembiraan yang ia rasakan saat bermain dua hari bersama teman-temannya, perjalanan yang menyenangkan di malang, anak-anak yang antusias mendengar ceritanya, kuliner malam yang begitu nikmat. semua hal kecil dan besar ingin ia ceritakan kepadanya.
"Oh yaa, aku juga Zoy!"
"Tahu, apa yang aku lakuin selama ini tanpa kamu Zoy?"
"Aku udah lakuin banyak hal, tapi tetap aja ngga bisa ngerasain hal yang sama waktu kita lagi bareng," balas Rio, ia mengutarakan semua perasaan yang tengah di rasakannya.
Zoya menghela nafasnya, merasa iba dengan apa yang Rio rasakan.
Lima tahun terakhir, keduanya banyak menghabiskan waktu bersama. Seminggu terakhir, Zoya tidak bisa mengabarinya secara intens, jadi wajar jika Rio merasa kesepian.
"Maaf ya Yoo ..., " ucap Zoya merasa menyesal dengan apa yang terjadi.