"Ghukk! Ghukk ... Ghukk ..."
Suara gonggongan sejak tadi Bruno, anjing hitam Labrador Retrieve.
Seraya penjaga pintu berkaki empat kecil berbulu hitam cukup tegap dengan kuku tajamnya siap mencakar. Apalagi suara gonggongannya bikin pekik kuping memecah gelap malam berapa kali terlontar dari mulut panjang bergigi tajam siap melumat.
Setelah itu Bruno tidak lagi menggongong, lelah ia terduduk santai sambil mendaratkan tengkurap kepalanya kelantai keramik putih persis depan pintu tertutup.
Bola mata kecil kanan hitamnya berapa kali mendelik seram mengajak layar mata kecil berbulu tipis menutup seraya ketakutan terbayang menghantui.
Tidak lagi wajah kecil terbaring sebelah pada lantai, rahang kecil terasa gahar kali ini lehernya menempel pada lantai. Tergurat wajah kecemasan kiki-kanan kaki depan sekali-kali menutupi dua mata kecilnya.
Sedikit mengintip dari balik jemari telapak kecil kaki berbulu tipis, cakar tajamnya seraya ciut tidak bernyali kali ini.
Kentara jelas bayangan kematian segera menjemput anjing hitam itu tidak lagi akan bisa menggongong menakuti, apalagi anjing hitam itu kini hanya tertelengkup depan pintu saja.
Cengkraman jemari penuh amarah mencekek leher Bruno hanya merontah kecil, kencang sekali cekekan jemari misteri pada leher Bruno.
"Bussb,"
Sekali cakaran menyayat meninggalkan luka baretan pada pergelangan lengan kanan.
Dua matanya mendelik kali ini benar kematain telah menjemputnya. Makin kencang sekali jemari itu mencekek kian tertahan aliran napas dari hidung terhenti, tidak lagi memacu napas pada paru-paru kecil dan makin terasa sempit napas anjing hitam itu.
Burno sudah tewas seketika, tidak berbekas jemari pada lingkaran leher berbulu lebat hitam. Tidak tahu siapa pemilik jemari tangan misteri itu sudah menghentikan gonggongan anjing hitam sepanjang malam.
Bruno hanya tengkurap, seraya ia masih tertidur lelap dan menjaga pintu kamar.
***
Guratan jemari tidak berbentuk tertuang dalam selembar kertas, tadinya putih kini sudah ternoda dengan coretan penuh misteri.
Luapan kemarahan tergambar dari makna gambar itu, seekor anjing hitam hanya tertelengkup ketakutan tidak berdaya, matanya mendelik seram ketakutan tidak bisa menghindar dari jemari tangan akan mengakhiri hidupnya.
Selembar kertas tergambar lukisan tidak berbentuk itu hanya tergeletak saja dilantai tertiup angin kecil kearah pintu, terbiarkan bebas berselimut dingin angin malam berteman dengan kesedihan.