Deathskull

Rama Sudeta A
Chapter #10

The Final Showdown

"Boom!"

Sebuah ledakan besar terjadi begitu dahsyat di bagian Barat distrik hiburan yang sudah menjadi kuburan.

Ledakan itu benar-benar begitu masif hingga menimbulkan sebuah cahaya yang sangat menyilaukan, hingga seakan terlihat ada dua matahari yang sedang terbit pada pagi hari yang cerah tersebut.

Seluruh kota seaakan ditelan oleh sepasang cahaya kembar dari balik kegelapan.

Cahaya-cahaya itu seaakan terlahir dari kegelapan dan menelannya dari dalam. Semua terjadi dalam satu momentum yang hampir tak bisa diprediksi sebelumnya. Layaknya sebuah awal dari penciptaan, itu hanya terlihat sebagai sebuah keganjilan yang tak akan pernah terpecahkan.

Ledakan cahaya tersebut benar-benar melenyapkan segala hal dalam jangkauannya, membuat sebuah lubang kawah raksasa di ujung Barat sebuah kehancuran, lalu, sesosok yang bermandikan cahaya terlihat muncul dari dalam lautan cahaya tersebut, berjalan dengan cepat ke arah cahaya lainnya, kemudian menembakkan berbagai tembakan cahaya berulang kali tanpa henti pada sesosok tengkorak hidup yang baru saja keluar dari dalam kuburnya.

Sosok bercahaya itu terus menghujani sang tengkorak tanpa jeda sedetikpun, sedangkan sang tengkorak berusaha sekuat tenaga bertahan dari balik perisai tulang belulangnya.

Melihat serangan-serangannya yang berhasil ditahan dengan sangat baik oleh sang lawan, sang sosok bercahaya pun langsung melesat seketika, dalam kecepatan cahaya, menerjang dan menghancurkan pertahanan sang lawan.

"Boom!"

Sang tengkorak terlihat terpental sangat jauh dari titik awalnya.

Belum sempat bagi sang tengkorak untuk jatuh kedalam pelukan efek gravitasi, sang sosok bercahaya tiba-tiba sudah berada dibelakangnya dan langsung meninjunya kembali ke tempat sebelumnya.

Begitupun seterusnya, hingga sang tengkorak terlihat benar-benar tak berdaya sebelum akhirnya sang sosok bercahaya itu mengakhiri serangannya dengan sebuah tinju uppercut ke udara kemudian dilanjutkan dengan sebuah pukulan telak pada tengkuk sang tengkorak yang langsung melesat dengan cepat ke atas permukaan tanah, menghancurkannya dan menciptakan sebuah lubang kawah lainnya.

Sosok bercahaya itu muncul kembali dalam sebuah keadaan, menampakkan wujud aslinya, seorang pemuda berambut pirang, bermata biru muda, berpakaian kasual, dengan sebuah wajah yang penuh dengan keangkuhan.

Pemuda itu, Alexander Finley, berjalan dengan cepat ke arah sang kematian, memukulinya, memaki-makinya, menendangnya, menginjaknya berulang kali, tanpa belas kasihan sama sekali.

"Apa yang kau lakukan, bodoh!?"

"Berani-beraninya kau mengotori, merusak, dan menghancurkan surgaku yang berharga!"

"Bok!"

Sebuah pukulan K.O dilontarkan.

Lucas Fernandes, sang tengkorak kematian, kurir kematian, Pangeran kematian, Pangeran iblis, pembawa pesan dari neraka, Pangeran yang terbuang dari istananya sendiri, disingkirkan oleh rakyat dan keluarganya sendiri, dan kematian itu sendiri, sudah terkalahkan.

Terbaring sendirian di atas permukaan tanah, bermandikan cahaya matahari pagi yang cerah, sang Pangeran kini hanya dipisahkan oleh sebuah aksi terakhir sang Putra cahaya dari ajalnya.

Alexander Finley, sang emas, Putra dari cahaya, penjaga dan pelindung surga yang telah berdosa, tengah mengulurkan tangan kanannya pada sang kematian, sebuah uluran tangan yang telah dinanti sekian lama, uluran tangan yang penuh dengan kepalsuan akan sebuah harapan dan pertolongan, sebuah uluran tangan yang akan melenyapkannya untuk selama-lamanya dan yang akan mengantarkannya kepada pelukan sang Raja yang sudah menanti dalam panasnya api neraka, yang akan membuatnya terlupakan untuk selama-lamanya, bahkan dalam sebuah mimpi terindah yang tersembunyi jauh dalam lapisan terdalam, dan jauh dari sebuah kenyataan.

Lihat selengkapnya