"Welcome hell, son."
"Oh, sial."
Pada akhirnya, aku berakhir disini, jauh di dalam perut Bumi, di dalam neraka, tempat para iblis berkuasa.
Setelah mendapatkan uluran tangan yang sudah lama kunantikan, aku langsung dikirim, dalam kecepatan cahaya, jauh kedalam kegelapan, menuju sebuah tempat yang terbakar, dan serangkaian penyiksaan tanpa batasan.
Aku berlutut dihadapan sang Raja, yang duduk dengan santai di atas singgasana, dikelilingi oleh lingkaran berapi, dengan para prajurit iblis yang mengitari, dengan tombak-tombak berapi, dan para bangsawan neraka yang menemani.
Mereka duduk berjejer rapih di atas singgasana masing-masing, di sepanjang karpet merah berapi, dengan sebuah lingkaran bersimbol pentagram di ujungnya.
Sebuah aula yang luas dan panas, tanpa pendingin ruangan, yang terlihat begitu megah dengan berbagai ornamen-ornamen gore dan creepynya yang memuaskan.
"Jadi, apa kau gagal, lagi?" tanyanya penuh penekanan pada kata terakhirnya.
"Berisik. Kalau kau mau membunuh atau menyiksaku lakukan saja dengan cepat. Tidak perlu berbasa-basi."
"Hmm."
"Kau lupa kalau kau sudah mati? Benar-benar mati kali ini."
"Dan tidak perlu repot-repot menyuruhku, aku sudah mulai menyiksamu saat aku mulai berbasa-basi. Kau tau itu lebih menyiksamu dari apapun, saat kau dipaksa mendengarkan suara-suara omong kosong dalam kepalamu yang kacau."
"Tapi, tidak perlu khawatir, tengkorak kematian. Kalian bertiga tidak akan mendapat hukuman dan siksaan mainstream seperti para pendosa lainnya. Kalian hanya akan mendapatkan hukuman penjara untuk selama-lamanya, terkurung dalam sebuah sangkar, kandang, terserah apa yang kalian inginkan, kalian akan mendapatkannya, kami punya semuanya disini, di tempat yang tidak lebih buruk dari dunia yang kau ciptakan sendiri. Kalian mendapat privilege disini. Tidak seperti kamar apartemen jelek itu, kalian akan mendapat istana jika kalian mau. Kalian bebas memilih, itu hak kalian. Tapi tidak dengan kebebasan kalian."
Raja iblis itu menyeringai penuh kepuasan.
"Kebebasan kalian adalah milikku seorang. Hanya aku yang berhak menentukan dan memutuskan apa yang dapat dan bisa kau lakukan, Pangeran."
"Kau akan menjalani hari-hari penuh kemewahanmu yang tak terbatas sendirian. Sama seperti kehidupan lamamu yang menyedihkan."
"Kita berdua, berempat, sama-sama tau hukuman dan siksaan terburuk untuk kalian, terutama bagi si kecil Death yang ceria. Dan kalian berhak mendapatkan yang terburuk untuk itu."