"Hai! Pagi-pagi sudah ngeritingin HP aja. Minum tuh kopi, sebelum keburu dingin. Jangan sampai seperti hatimu, yang selalu mengabaikan cinta." (Istilah yang digunakan bagi mereka yang fokus atau sibuk dengan ponsel)
Celetukan itu berasal dari seorang perempuan yang datang mendekat, sambil menepuk pundak kiri sosok yang dia sapa. Dia—Komang Ayu biasa dipanggil Mang, Ayu, Yuk atau Mang Ayu tergantung enaknya seperti apa dan ini setiap orang bisa berbeda-beda. Sosok perempuan tomboi, tapi sedikit centil yang menyukai celana panjang berbahan jin serta kaus berwarna hitam. Seperti pakaian yang dia kenakan saat ini.
Mang Ayu memang tomboi secara sifat dan gaya. Namun, kalau dilihat dari fisik terutama gaya rambut serta wajah—berbanding terbalik. Malah, dia itu diakui sebagai salah sosok perempuan cantik dari jurusan Pendidikan Sastra dan Bahasa Indonesia di UNDIKSHA. Hal ini dikarenakan bentuk rahang wajahnya yang oval dengan rambut sebahu berwarna hitam alami.
Cukup sempurna bukan?
Penampilan fisik Mang Ayu nyaris sama dengan sosok yang dia sapa. Termasuk tas Backpack serta sepatu Vans yang mereka pakai. Hanya saja rambut dan gaya berpakaiannya sedikit lebih feminim. Berambut panjang yang selalu dikepang satu serta suka memakai rok yang dipadukan dengan kemeja berlengan panjang jika pergi ke kampus.
Iluh, nama sosok perempuan itu. Satu jurusan dengan Mang Ayu. Sahabat lama sejak masih duduk di bangku SMA. Tetangga dekat di kompleks perumahan yang sama—Satelit. Hanya beda satu blok saja.
"Apa sih kamu itu? Ganggu aja. Enggak tahu kalau aku lagi sibuk?" ketus Iluh tanpa memalingkan muka dari layar ponsel.
"Apa? Sibuk? Sibuk ngeritingin HP? Kayak enggak ada kesibukan lainnya aja. Hmm, harusnya benda pintar itu tidak pernah diciptakan sama sekali. Karena hanya merusak peradaban dan tata krama di masyarakat," protes Mang Ayu sambil duduk di samping kanan Iluh.
"Berisik!"
Sentakan itu cukup membuat Mang Ayu ketir-ketir. Sehingga memilih untuk diam, tetapi dengan kedua mata yang mengarah ke layar ponsel milik Iluh. "Oh, baru aku sadar. Kalau kamu ini ratu debat di medsos. Pantes aja pagi-pagi gini udah sibuk. Menyapa para penggemar di dumay. Dan melupakan mereka yang ada di sekitarmu." celoteh Mang Ayu yang langsung beranjak dari tempat duduk. (Dunia maya)
Baru saja Mang Ayu hendak melangkah, tiba-tiba datang seorang pemuda yang mampu menghentikan niatnya itu. Sehingga ia berbalik dan kembali duduk seperti sebelumnya."Luh, demenan cai teka." Sambil menyiku lengan kanan perempuan berkepang satu itu. (Luh, pacar kamu datang)
Seketika itu juga, Iluh menghentikan kegiatannya. Dengan segera mematikan layar ponsel dan meletakkannya di meja. Lalu meminum kopi yang sudah dingin. Ia otomatis melakukan hal tersebut karena sangat percaya dengan ucapan Mang Ayu yang tidak pernah berbohong selama ini.