Gue menumpukan kaki kiri diatas kaki kanan gue, menyilangkan kedua lengan didepan dada, dan menatap lurus kearah cowok yang duduk didepan gue.
Gue yakin dia sebenarnya tahu bahwa gue sedang memperhatikan dia lekat-lekat. Jujur saja, gue agak penasaran dengan dia yang datang ngapel tapi justru khusyuk menghisap rokoknya dan tanpa memperhatikan gue yang duduk menunggu.
Sedetik kemudian, gue mendapati dia terbatuk-batuk karena rokoknya sendiri. Dalam hati gue sedikit susah menahan geli, gimana bisa dia sok jago ngerokok padahal sangat keliahatan jelas dia bukan perokok.
Setelah berdekhem, ia melumatkan ujung rokoknya di asbak agar bara apinya padam. Ia pun memperbaiki posisi duduknya dan kemudian menatap kearah gue.