DEDES : The Good Old Days

Penasarasa
Chapter #1

Episode 1 — Awal Mula



Hujan membasahi kota Yogyakarta di sore hari, lampu - lampu pertokoan mulai menyala. Kawasan Malioboro memang selalu ramai akan wisatawan, meski hujan mereka tetap melakukan aktifitasnya. Beberapa mampir ke sebuah cafe untuk meminum kopi hangat, hingga susu jahe.


"Des, itu ada kakek-kakek kayaknya kebingungan, kamu bisa bantuin?" tanya Ayu yang tengah membawa pesanan pelanggan, Desinta mengangguk lalu menyambut kedatangan kakek tua yang berpakaian aneh menurutnya.


Seperti pakaian jaman dahulu,


Desinta tetap melayaninya dengan ramah, sang Kakek duduk di salah satu tempat di cafe. Beliau tersenyum dan terus memuji Desinta.


"Siapa namamu, Nak?" tanya Kakek tersebut.

"Desinta, Kek," jawab Desinta dengan tersenyum ramah.

"Jika kamu sudah bisa menentukan perasaanmu, dan bila kamu dapat mengulanginya. Akankah kamu memperbaiki kesalahannya?" 


Desinta terlihat bingung, apa Kakek itu sedang membicarakan hubungannya dengan sang mantan yang baru saja berakhir? Dan saat ini dia sedang dekat dengan pria lain. Mana mungkin kakek itu tahu, bukan?


"Wahai sang Nareswari yang tetap bersinar di masa kini, terimalah doa dariku. Semoga kau bisa bahagia, dengan sosok lelaki pilihanmu," ucap beliau.


Desinta terkejut, mengapa kakek itu tiba-tiba mendoakannya? Desinta hanya bisa tersenyum dan mengamini doanya. Kakek tersebut memesan teh hangat, saat Desinta kembali untuk mengantarkan teh ia melihat sang Kakek sudah pergi menyebrangi jalan.


Desinta melihat adanya sebuah mobil truk kontainer yang akan menabrak sang Kakek, dia refleks lalu segera berlari untuk menyelamatkannya.


Teeeeeeeet ~ 


Klakson truk terdengar keras, membuat telinganya berdenging, pandangannya silau karena lampunya. Setelah itu ia tidak ingat apapun yang terjadi, ia tidak sadarkan diri.


* * * *


Suasana pasar selalu ramai dengan aktivitas para penjual dan pembeli, desa yang sejahtera ini memiliki pemimpin yang bijaksana, gagah, dan berani, serta diberkati dengan ketampanannya.


"Hidup Akuwu Tunggul Ametung!" Beberapa rakyat biasa menyerukan namanya saat lelaki berperawakan gagah dan tampan itu melewati desa dengan kudanya.


Lelaki tersebut bersama dengan rombongan pengawalnya menuju hutan untuk berburu, saat dalam perjalanan, ia melihat seorang wanita yang amat cantik bersinar tidak sadarkan diri di tengah hutan.


"Mengapa dia berada di tengah hutan, adakah di antara kalian mengenalinya?" tanya Ametung, para pengawalnya menggelengkan kepalanya.


"Uhuk ... uhuk...." Gadis itu mengerjapkan matanya, ia terkejut mendapati wajah lelaki tampan di hadapannya.

Lihat selengkapnya