Amel yang berada di balik kemudi mulai panik saat ia melihat Keira mulai kesulitan bernapas.
“Mel, sesak!” rintih Keira dengan wajahnya yang mulai pucat, tubuhnya gemetar, dan tangannya mencengkram dadanya dengan kuat.
“Kei, are you ok??” tanya Amel dengan sedikit panik. “Ya Allah, tolong dong jalan! Temen gue butuh bantuan!” lirih Amel sambil membunyikan klakson berkali-kali kepada mobil yang melaju lambat di depannya.
Keira menggeleng sambil menahan rasa sesak yang semakin mencekiknya. Ia seperti kehabisan oksigen.
“Lo bawa inhaler gak?” tanya Amel ketika mobil yang ia lajukan sudah keluar tol dan mulai menghadapi kemacetan jalan kota Jakarta di sore hari.
Keira menjawab dengan gelengan kepala. Amel mendesah frustasi. Ya ampun Kei, kok bisa sih lupa bawa?? Amel menahan rasa kesalnya.