Keira tidak langsung menjawab pertanyaan yang baru saja terlontar untuknya. Matanya menyapu sekitar, memastikan Rania dan antek-anteknya tidak ada di sekitar fakultas.
“Siapa yang pengecut?” Radit mengulang pertanyaannya sambil duduk di samping Keira.
“Bukan siapa-siapa.” Jawab Keira sedikit ketus. “lo ngapain masih di sini?”
“Aku abis kumpul sama panitia yang lain. Tadi aku dengar kamu teriak. Makanya, aku langsung matiin telepon dan buru-buru ke sini,” jawab Radit dengan nada khawatir. “Kamu kenapa tadi?”
“Nggak apa-apa.”
“Itu kaki kenapa?”
Enggak mungkin kan kalau gue bilang didorong salah satu anteknya Rania gara-gara si Rania cemburu liat lo masih deket-deket gue?
“Heh! Ditanya diem aja. Itu kaki kenapa?” Radit mengulangi pertanyaannya sambil melambaikan tangan di depan wajah Keira.
“Nggak apa-apa. Lo pulang gih!” ucap Keira sambil mendorong badan Radit.
“Dih! Kamu kenapa sih?”
“Stop pakai ‘aku-kamu’ saat kita ngobrol bisa nggak sih, Dit?”
“Emang kenapa?” tanya Radit yang semakin heran dengan sikap Keira.
“Risih!”
“Risih atau takut gagal move on dari aku?” goda Radit pelan.
Selain karena ia takut Rania salah paham, Keira pun harus akui yang diucapkan Radit benar adanya. Tentu saja pengakuannya hanya ia simpan dalam hati.
“Pulang sana gih, ah!” ucap Keira sambil mendorong badan Radit lebih keras. Sehingga Radit terjatuh dari kursinya.
“Galak banget sih nona Keira Anastasya Putri. Ya udah, gue pulang duluan, bye!”
Radit pun melangkah meninggalkan Keira. Baru tiga langkah menjauh, ponselnya bergetar. Tertera nama Amel memanggil. Radit pun menghentikan langkahnya, dan segera menjawab panggilan Amel.
“Dit, lo masih di kampus?”
“Baru mau pulang ini.”
“Lo ketemu Keira, gak?”
Mendengar pertanyaan itu, ia segera membalikkan badan. Menatap Keira yang masih duduk sambil meringis menahan sakit.
“Ketemu. Ada di depan gue ini. Kenapa?”
“Ah, syukurlah! Tadi dia telepon gue minta jemput. Kata dia kakinya terkilir dan sekarang bengkak, enggak bisa di pake jalan apalagi bawa motor. Gue masih ada tugas dari nyokap, jadi enggak bisa jemput dia. Sedangkan dia itu paling anti naek taksi online sendirian.” Jelas Amel.
Radit pun kembali mendekat ke arah Keira.