Sebuah rumah dengan gaya klasik. Terletak di antara halaman dengan penuh bebungaan. Bukan rumah yang besar tapi terlihat asri dan indah. Itu adalah rumah tuan Atmaja ayah dari Daniel dan Def.
Di ruang tamu, Daniel dan Tedi sedang mengerjakan tugas. Daniel masih terpaku dengan ponselnya.
"Kenapa Lo?"
"Baru kali ini gue tau cowok juga suka sama kerajinan tangan."
"Itu cowok?" Tanya Tedi sambil mulai membuka buku dan mencari materi yang diberikan.
Tuan Atmaja ayah dari Daniel menghampiri Daniel dengan kursi rodanya. "Kalian sudah buat minum?" Tanyanya.
"Gampang Yah, nanti aku sama Tedi tinggal minta tolong Bibi." Ucap Daniel. "Ayah butuh sesuatu?" Tanya Daniel.
Tuan Atmaja menggeleng, "ayah cuma mau lihat kalian."
Daniel bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Tuan Atmaja. Ia mendorong kursi roda sang ayah. Dan setelah dekat ia membantu sang ayah duduk di sofa.
"Lusa panen, kamu jangan lupa bantu kakak kamu."
"Siap bos!" Ucap Daniel semangat.
Daniel dan Tedi kembali mengerjakan tugas. Sementara sang ayah membaca koran yang ada di meja. Saat itu seorang wanita berusia 35 tahunan berjalan masuk sambil membawa sapu juga mendengarkan musik dari headphonenya.
"Sayang opo koe krungu jerite atiku berharap engkau kembali. Sayang ngantor memutih rambutku rambutmu bakal luntur tresno ku."
Tedi menyenggol bahu Daniel. "Bi Lastri makin pedes aja," bisikknya.
Daniel hanya tersenyum di sudut bibirnya. "Kebanyakan gaul sama Chili."
"Las!" Panggil tuan Atmaja.
Tapi Bi Lastri masih sibuk menyapu lantai sambil terus menyanyi.
"Sulastri!!" Panggil tuan Atmaja lagi.
Ia masih tak bergeming.
"Bi Sul!!" Panggil Daniel setengah berteriak.
Bi Lastri menoleh ke arah Daniel. Ia menunjuk dirinya kemudian Daniel mengangguk. Bi Lastri melepaskan headset nya.
"Kenapa den?"
"Ayah manggil tuh." Ucap Daniel.
Tuan Atmaja menghela nafas kesal, melihat kelakuan asisten rumah tangganya yang masih saja bertingkah seperti anak ABG.
"Maaf tuan," ia berjalan mendekat. "Ada apa tuan?"
"Saya tadi titip uang koran kamu udah bayarkan?"
"Sudah tuan," jawab Bi Lastri.
Bibi Lastri kemudian melangkah kembali ke belakang.
"Bi Sul,"
Panggillan Daniel menghentikan langkahnya. ia menghela nafas kemudian menoleh. "Den kalau panggil saya tuh Lastri. Bibi Lastri jangan Bi Sul bi Sul. Emang saya penyakit."
Daniel dan Tedi terkekeh.
Saat itu Def berjalan masuk. Ia berjalan menghampiri tuan Atmaja mencium tangannya, berjalan ke arah Daniel dan mengacak rambut Daniel kemudian duduk di samping tuan Atmaja.
"Kenapa sih rame banget?" Tanyanya.
"Nggak ada apa-apa kak." Sahut Daniel. "Bi tolong ya aku mau teh," ucap Daniel kemudian.
"Bi Sul, aku juga mau ya kopi. Makasih."
Dengan ucapan Def barusan sukses membuat Bi Lastri kesal. Dengan tatapan tajam menatap Daniel juga Def yang sudah larut dengan buku bacaannya.
Daniel dan Tedi yang melihat itu tertawa geli.
"Kenapa sih?" Tanya Def penasaran.
"Nggak apa-apa kak," elak Daniel diikuti anggukan Tedi.