Pernikahan Farel dihadiri oleh banyak tamu undangan dan juga saudara - saudara yang sudah lama tidak bertemu, istri Farel juga cantik dengan mengenakan pakaian adat Sunda, Farel juga gagah dihari baiknya ini.Ditambah suasana outdoor bertema garden party menambah suasana yang santai namun penuh makna. Sita hadir bersama Valdo, dia menjemput Sita dari kostan menuju ke rumah Sita yang di Bekasi terlebih dahulu, lalu menuju Bandung. Papa dan Mama katanya sudah berada di sini sejak tadi, namun Sita belum melihat mereka berdua. Sita mengenakan baju warna hitam berbentuk kebaya yang simple di padupadankan dengan rok berwarna gold. Valdo juga nampak berbeda dengan kemeja lengan pendek yang di padupandakan dengan jas berwarna abu - abu. Sita menghampiri kedua mempelai Farel dan Gista,Sita menyalami terlebih dulu Farel sambil menepuk pundaknya "Akhirnya, playboy bisa serius juga" sambil meledek Farel. Tak mau kalah, Farel juga meledek Sita "Akhirnya kondangan bareng patner, biasanya sama orang tua"Sita menyubit tangan Farel dan dia hanya meringis. "Eh bro buruan nyusul" Farel masih nyeletuk dengan ucapannya yang kini ke arah Valdo. Pipi Sita memerah, menahan perasaan kikuk, sedangkan Valdo hanya tersenyum malu. Lalu Sita menimpali "Bawel ya lu pipa Paralel" Sita meledek Farel dengan julukan semasa kecilnya pipa Paralel. Seusai Sita berfoto dengan Farel dan Gista, Sita dan Valdo menuju tempat makan. Saat Sita hendak mengantri untuk mengambil makanan besar, Valdo ijin untuk pergi ke toilet. Antriannya cukup ramai, Sita mengedarkan pandangannya ke sekeliling mencari keberadaan orang tuanya. Tapi sesaat kemudian, mata Sita berhenti pada seseorang yang sudah tidak asing baginya. Tubuh tingginya, dan gaya berpakaiannya sudah tidak asing bagi Sita. Sita mengucek matanya dan menyipitkan matanya ke arah orang tersebut berdiri, dari jarak 10 meter ia sudah bisa mengenali orang tersebut. Jantungnya kini berdegub kencang dan perasaan Sita kembali berkecamuk, rasa kecewa itu tiba - tiba muncul kembali. Sita mengurungkan niat untuk mengambil makan dan berusaha menghampiri orang ini, tapi sayang, saat jarak tinggal 3 meter seorang cewe yang dulu pernah ia lihat bersama dia, kini tengah bersama Dito dengan jarak sangat dekat. Sita mundur dan kembali mencari Valdo. Nampak Dito sangat bahagia sedang berbicang dengan wanita itu, dengan perhatian yang Dito perlihatkan, nampaknya dia tidak sadar dengan keberadaan Sita saat ini. Sita menahan air matanya supaya tidak menetes lagi. Rupanya, ia tidak bisa menahannya lagi - lagi Sita kembali menangis karnanya. Sita menepi dipojokan agak menjauh dari orang - orang dan menyendiri. Valdo mungkin saat ini tengah mencarinya, kini Sita merasa dirinya belum bisa move on dari Dito, ia menyesali dirinya masih bisa menangisi orang seperti dia. Sita mengahapus air matanya dengan tissu, dan menarik nafas panjang lalu kemudian ia bercermin pada ponselnya. Dan berbicara dengan diri sendiri "Gue cantik, gue baik, gue bisa lupain cowo bajingan itu" tak lama sebuah batu kecil terlempar ke arah kepala Sita, cukup kencang hingga membuat dirinya meringis kesakitan. Rupanya Farel, dia menghampiri Sita yang tengah duduk menyendiri jauh dari tempat acara. "Ngapain lu disini?" Tanya dia sambil nyengir. Sita menaikkan alisnya sebelah melihat bingung ke arah Farel, dan berusaha menutupi matanya yang rada merah akibat nangis . "Lah, lu juga ngapain disini? Bukannya nyambut tamu sana" balas Sita. Farel kemudian duduk disamping Sita, dan Sita semakin bingung menatap Farel. "Lo nangis karna Dito ya?" Tanya Farel yang membuat Sita semakin menjadi bingung. Lalu Farel melanjutkan lagi "Yaudah sih Ta, gausah diperjuangin kalo emang dia ga patut perjuangin, lu terlalu fokus menggapai bintang, padahal bintang itu sendiri jauh dari jarak lu berada, dan dia ga selalu ada buat lu ditiap malam" Sita makin mejadi bingung dengan pernyataan Farel barusan "Kok lu tau gue sama Dito? Kan gue gak pernah cerita" Farel kemudian berdiri dan merapihkan sedikit jas yang ia kenakan kemudia berkata "Gue kenal dia dari Ryan" lalu Farel bergegas untuk balik lagi ke tempat acaranya "Udah ayo balik, jangan nangis mulu, dulu lu ga secengeng ini" Farel mengajak Sita yang masih bertanya - tanya dengan pikiran manusia ini. Valdo kini bersama Papa dan Mama Sita yang sedari tadi mencari Sita. "Dari mana? Gue cari - cari dari tadi juga" tanya Valdo"Nyari duit tambahan Val, parkirin mobil - mobil tamu di depan" Sita berusaha untuk tidak terlihat sedih dan berusaha bercanda. Valdo terkikik mendengar alasan dari Sita barusan. Kini Mama heboh untuk meminta fotografer untuk memfoto Sita, Mama dan Papa. Valdo yang merasa tidak enak hanya berusaha berdiri di samping fotografernya, lalu Mama malah menyuruh Valdo untuk ikut foto bersama, walupun Valdo sudah berusaha menolak dengan wajah yang segan untuk menolak ajakan Mama "Udah gapapa Val, foto sama calon mertua" Sita langsung melotot ke arah Mamanya itu "Mah...ngomongnya jangan aneh -aneh deh" Mama lalu menimpali "Yakan gapapa, omongan kan doa" Sita hanya menggeleng pasrah dan mengikuti maunya Mama, begitu juga Valdo.
Seusai acara, Sita dan Valdo pulang ke Jakarta. Dan kini, Sita dan Valdo sedang berada di rest area di sekitaran Bogor, karna Valdo mau isi bensin mobilnya, setelah selesai Sita meminta Valdo untuk membeli kopi di Starbucks yang ada di rest area ini. Sita memesan es Americano dan Valdo memilih untuk minum Greentea Frappucino,Sita dan Valdo memilih untuk minum di mobil, karna kondisi di gerai Starbucks cukup ramai.
"Sit, tipe suami idaman lu kaya gimana?" Sesaat Sita mendengar hal itu dari Valdo tidak bisa menahan tawa. Sita teringat tentang Selebgram yang sedang ramai dibicarakan di sosmed lantaran lamarannya membuat netizen heboh.
"Lagi mau memantaskan diri nih...gitu kan Val lanjutannya?" Tanya Sita memparodikan layaknya selebram itu. Valdo yang tahu tentang isu tersebut kemudian ikut tertawa. Lalu muka Valdo kembali serius, dan menatap Sita yang lagi asik scroll ponselnya dengan mengigit sisa - sisa es batu yang tersisa.