Weekend biasanya lebih banyak Sita habiskan untuk istirahat di kost-an , tidak jarang Sita pulang ke Bekasi, kalau - kalau mamah protes kenapa anak semata wayangnya ini lama nggak pulang kerumahnya, Sita memutuskan untuk tinggal di indie kost karna jarak kerjaan dan rumah Sita tidak memungkinkan Sita untuk pulang - pergi, itu hal melelahkan sih bagi Sita.
Diawal -awal, sebenarnya Sita tidak tega meninggalkan mamah yang dirumah sendirian, mengingat pekerjaan papah memang selalu sibuk dan bisa dibilang jarang dirumah, Papah Sita bekerja sebagai dokter bedah ortopedi di salah satu rumah sakit Swasta di Bekasi. Papah Sita termasuk kepala keluarga yang family oriented ,contoh kecilnya kalau saat ada waktu senggang bersama, papah biasanya suka ngajak piknik kecil-kecilan di halaman belakang rumah agak sedikit lucu, mereka biasanya menggelar tiker kecil dibawah pepohonan rindang dan beberapa pohon hidroponik yang sudah sejak lama mamah tanam, dan yang terpenting saat pikinik, mereka sekeluarga dilarang memainkan ponsel. Ya, selama 2 jam makan bareng ala - ala piknik ditaman, papah Sira memiliki aturan bahwa mereka harus bisa terlepas dari ponsel sejenak, supaya untuk lebih bisa berinteraksi bebas dengan sekeliling
Kalau mereka lagi sama - sama sibuk dengan pekerjaan masing - masing, biasanya makan bareng lewat video call di jam senggang istirahat, hal ini sering banget mereka lakukan. Sita menyempatkan waktu untuk bisa berinteraksi sama kelurganya, walapun kadang ada deadline yang masih harus dikerjakan,karna Sita yakin papahnya juga sibuk tapi masih menyempatkan untuk selalu tanya gimana keadaan Sita dan mamahnya.
Dito orang yang selama ini Sita diharapkan menjadi kekasihnya, pernah sekali bertemu papah Sita, saat itu Dito sedang menginap dirumah temennya namanya Ryan di Bekasi. Malam hari Dito bangun untuk ke dapur rumah Ryan, untuk minum. Karna kondisinya masih setengah sadar dan matanya hanya bisa melihat dengan samar - samar, karna lampu menuju dapur sedang mati, singkat cerita Dito melihat botol coca -cola dengan santainya dia menuangnya cairan yang ada dibotol itu ke gelas dengan banyak, dan dia baru sadar setelah meminum setengah gelas, ternyata itu kuah pempek yang sengaja di simpan oleh mamahnya Ryan di botol yang masih berlabelkan Coca - cola . Keesokkan harinya Ditodilarikan ke rumah sakit karna asam lambungnya naik dan demam tinggi, kebetulan rumah sakitnya di tempat papah Sita bertugas dan Sita menjenguk Dito sekalian ketemu sama papahnya di rumah sakit.
"Kok bisa si to , lu minum segitu banyak kuah pempek, aneh banget" tanya Sita heran begitu melihat kondisi Dito yang terkulai lemas di ranjang rumah sakit, dengan tangan dipasang selang infus.
Dito hanya sedikit tersenyum dan kata Dokter Herman yang menangani Dito yang kebetulan teman dari papah Sita, Dito terkena Gerd (naiknya asam lambung hingga ke bagian esofagus dan mengakibatkan rasa mual,perih di area lambung, demam hingga sensasi terbakar di tenggorokan)
"Namanya gue setengah sadar, trus posisinya haus, dan gue liat ada botol coca cola di kulkasnya Ryan, yaudah gue sikat aja, kebetulan juga beberapa hari pola makan gue buruk, telat makan, sama makan sembarangan " jelas Dito pelan - pelan
"Lagian lu emang sebelum minum nggak kecium apa ? itu kan dari baunya aja dah beda bro " balas Ryan yang masih geleng - geleng dengan kelakuan aneh temannya ini.
"Idung gue mampet juga bro, jadi ga kerasa bau apa - apa sebelum gue minum" bela Dito
Tiba - tiba ada yang mengetuk pintu kamar Dito,dan itu ternyata bokap Sita yang datang dengan masih menenakan stelan jas khas dokter.
"Dito ya ?" Sapa papah Sita.
"Eh iya dok, kenapa ya ?tadi udah di kasih obat kok sama dokter Herman"
Sita sengaja hanya melirik ekspresinya Dito saat melihat papahnya ,tanpa memeberitahu jika orang yang menyapanya itu ialah papahnya.
"Nggak, saya ga mau ngasih kamu obat kok, orang saya mau nemuin anak saya" sambung papah Sita dengan santai.
Dito mengeryitkan alis dengan bingung dan menatap kedua orang yang ada disini hanya Ryan dan Sita
"Ini bokap gue To " Sita memeluk papahnya sembari tertawa kacil melihat ekspresi Dito yang menatapnya bingung. Ryan pun langsung menyalami papah Sita dengan senyum hangat.
Dito langsung berusaha bangkit dari ranjangnya untuk menyalami juga tapi sesaat kemudian, ia meringis karna perutnya masih sakit jika ia bergerak sedikit
"Udah, ga usah bangun dulu, gapapa kok" papah Sita menenangkan Dito
Dito hanya menyengir sambil terlihat kikuk di depan papahnya Sita
"Nanti dijaga ya makanannya To, jangan banyak makan pedes sama asem kalo udah sembuh " papah Sita menasehati Dito