Aku menunggu di ambang malam, di mana waktu berjalan begitu pelan,
seperti detik yang memanjat dinding sunyi—tak ada suara, tak ada kabar.
Di luar, bulan terlelap dalam selimut awan, sementara di dalam,
hatiku berdetak lebih cepat dari yang bisa kutahan.
Sebuah ruang kosong yang semakin membesar, merampas napas, merenggut kata-kata.
Aku bertanya pada angin, yang berbisik melewati jendela tertutup,
apakah kau masih ada di sana, di tempat yang jauh, di mana aku tidak bisa meraihnya?