"Dr. Singh, situasinya makin gawat. Menurutmu apakah selama ini ada seseorang yang terobsesi dengan serum kita, atau ada perusahaan lain yang menurutmu merasa tersaingi dengan temuan baru perusahaan kita?"
"Maksudmu?" Dr. Singh menghentikan pekerjaannya dan beranjak menuju sofa tempat Cormoran duduk.
"Kemarin aku mendapat serangan gelap di kabin," ujar Cormoran singkat.
"Serangan? Maksudmu sabotase?"
"Tunggu, apa maksudnya dengan serangan? Apakah seseorang datang menyerangmu dan berusaha melukai?"
"Bukan! Ia mengincar kematianku dengan tiga kali tembakan beruntun."
"Tembakan? Aku kira ini upaya pembunuhan yang serius, tapi siapa?"
Cormoran mengganguk. "Itulah maksud pertanyaanku tadi. Apa ada aliansi perusahaan farmasi saingan kita yang menunjukkan gelagat buruk?" dr. Singh tak menjawabnya, mencoba mengingat-ingat sesuatu, lalu menggeleng pelan. "Aku tak mencurigai siapapun," ujarnya kemudian.
"Apa kita harus melaporkan insiden ini. Aku pikir itu bisa menjadi peringatan bagi si penyerang atau siapapun itu agar tidak main-main."
"Ini Sangat serius Cormoran!" ujar dr. Singh dengan mimik muka geram dan marah.
"Menurutku itu belum perlu untuk saat ini. Kita belum tahu apa motifnya. Jika kita melaporkan insiden ini, mungkin ia akan mundur dan kita tak bisa mengorek lebih jauh alasan para penyerang melakukan ini semua." Cormoran mencoba memberi pandangan.
"Aku juga sama sekali tak memilik prasangka kepada siapapun, bahkan untuk menduganya saja aku tak punya pilihan. Selama ini aku merasa tak punya musuh atau saingan."