Blurb
Sota yang akhirnya menjadi preman dan buron dulunya adalah bocah dengan kelainan mental dan gerak gemulai layaknya bocah perempuan. Ia selalu merasa takut luar biasa jika jauh dari orang tuanya.
Setelah ayahnya tewas dibunuh dan ibunya meninggal karena sakit-sakitan, Sota yang masih sedikit menderita kelemahan mental praktis hidup sebatang kara dan hidup di jalanan karena rumah peninggalan ibunya tak mungkin dihuni. Rumah paling atas di desa teratas di lereng Gunung Sinabung yang masih mengeluarkan lava dan awan panas.
Tempaan kerasnya hidup di jalanan membuat Sota menjadi pemberani bahkan ikut bergabung dengan kelompok preman paling besar di Medan. Barra ketua kelompok itu. Sebuah bentrokan dengan aparat kepolisian membuat kelompok preman itu kocar-kacir dan Barra terbunuh. Sota berhasil kabur dan bertemu dengan Banjarudi, pengusaha sukses yang ingin menjadi wali kota di Kalimantan.
Sota dibawa Banjarudi ke Kalimantan dan bertemu dengan Haribanda, pengusaha yang berhasil membunuh Banjarudi dengan cara licik. Haribanda yang tahu latar belakang Sota memaksanya melakukan apa saja, termasuk membunuh. Perang batin dalam diri Sota membawanya pada pilihan sulit, membunuh Haribanda atau tetap mengikuti segala perintahnya meskipun sangat bertentangan dengan batinnya.
Istrinya yang sedang hamil dan anak sulungnya yang masih kecil serta mitos yang sangat ia yakini, membuatnya sangat sulit menentukan pilihan.