Pagi hari disaat menikmati kopi dan rokok di bangku depan rumah kuterima pesan yang menyenangkan.
"Pagi Mas Ruly? Mas, uang fee sudah saya transfer ya,...terima kasih ya mas atas bantuannya"
Pesan whatsapp dari ibu pemilik rumah, yang satu minggu lalu rumahnya berhasil kujualkan.
Aku biasa dipanggil Ruly, Ayah dari seorang anak laki- laki yang ganteng dan suami dari seorang istri yang sabar.
Aku bekerja sebagai agent properti lepas, yang tidak memiliki gaji, tapi mendapatkan pembayaran berupa komisi penjualan.
Aku sangat menikmati pekerjaan ini, selain dapat berkenalan dengan banyak orang fee penjualan rumah pun sangat menggiurkan tentunya.
Dari setiap komisi yang aku terima, tak jarang kami sekeluarga pergi berlibur, membeli barang- barang , membeli mobil walaupun dengan kredit, memiliki tabungan dibank, hingga rencana membeli rumah merupakan cita cita kami, karena saat itu kami tinggal dikawasan cibubur dengan mengontrak sebuah rumah.
Tahun 2017 adalah masa dimana keberuntungan masih menemani, dari penjualan properti yang banyak aku transaksikan, ditambah usia kehamilan Kia yang sudah berjalan 4 bulan, aku beranggapan akulah orang yang paling bahagia. Kia adalah istriku, perempuan yang sabar dan bawel persis seperti almarhum Ibu.
Ingin mendapatkan penghasilan tambahan selain menjadi agent properti, aku terfikir untuk memutar uang tabungan kedalam bisnis atau usaha baru. Kuputuskan untuk berbisnis dengan seorang yang kukenal dari tempat Kia bekerja dulu, sebelumnya Kia pernah bekerja di salah satu perusahaan forwading diwilayah cibubur lalu kemudian berhenti karena hamil anak kedua.
Dengan kesepakatan profit 20 % untukku usahapun berjalan. Aku merasa orang paling pintar waktu itu..paling hebat..dan menganggap semua yang aku dapatkan hasil kerja kerasku, bukan karena siapa-siapa tapi karena aku sendiri.
********
Dua bulan bisnis berjalan baik dan saldoku juga terus bertambah. Hingga satu waktu masalah pertama mulai datang.
"Waduh,80 juta?"
"Gede banget bro ? Gue ga ada duit segitu !"