PERCAKAPAN TERAKHIR VIA TELEPON
******
"Gue pasti ribut sama bini gue !. jadi gue minta sm lo ! Tolong usahakan lusa sudah gue terima duitnya !"
Tegas Wawan setelah mendengar semua penjelasan dariku.
Saat kupinjam uangnya, Wawan memang sedikit ragu, khawatir tanggal yang aku janjikan meleset, namun karena terus ku paksa dan mungkin karena melihat aku yang dianggapnya sukses, Wawan bersedia memberikan uang tersebut.
"Wawan marah ya pah ? Minta uangnya ?"..
Dengan muka sedihnya Kia bertanya padaku
"Iya mah.! yah biar saja, wajar Wawan marah2 aku yang salah."
Masih terbayang amarah Wawan, handphoneku kembali berdering. Panggilan masuk yang ku lihat dari Bapak Tarjo pemilik rumah yang kami tempati. aku baru ingat, seharusnya kemarin adalah jadwal pembayaran sewa rumahnya.
"Assalamualaikum Pak Tarjo ?"
"Waalaikumsalam Mas, piye Mas ? Ko belum transfer uang sewanya ?"
Tanpa basa basi Pak Tarjo menanyakan perihal pembayaran uang sewa yang belum ia terima. Suasana hati yang ga karuan aku berdalih sedang menunggu uang projek masuk dan mengatakan lusa biaya sewa akan ia terima.
Sifat manusia, saat di rundung masalah dan tidak menemui jalan keluar, barulah Sang MAHA KUASA mulai didekati. Sifat sombong dan angkuh menyadarkan, kalau diri ini mahluk lemah, kecil, tidak patut untuk besikap sombong.