Delapan Bidak

Jimmy Alexander
Chapter #1

Prolog

Paman Angga menatap Doni dengan dahi berkerut. Ia ingin memastikan pria ini memahami rencananya dengan jelas. Sudah setengah hari mereka habiskan untuk menjelaskan seluruh rencananya lengkap dengan detail-detailnya. Dan Doni masih kelihatan bingung. Doni masih bertanya hal-hal yang sudah ia terangkan—pertanyaan-pertanyaan yang sama. Namun Paman Angga harus mengulangi penjelasannya. Ia berusaha tetap sabar. Ia harus seperti itu. Menjelaskan rencana serumit ini memang butuh waktu. Siapapun tanpa latar pengetahuan yang cukup akan sulit mencernanya secara cepat. Begitu pula Doni. Ia ingin Doni melihat masalahnya secara keseluruhan. Memahami tindakan satu dan tindakan lainnya dan memahami interkoneksinya.

“Ini bisa mengubah hidupmu. Hidup kita.” Demikian perkataan yang selalu ia ucapkan berulang-ulang. 

Doni membenarkan ucapan pamannya itu. Ia sudah jenuh menjadi orang yang sama setiap tahun—orang gagal—seorang pecundang, demikian ia mendefinisikan dirinya sendiri.

“Tapi itu akan butuh bantuan orang lain. Kita tidak dapat melakukannya berdua,” komentar Doni dengan skeptis. 

Lihat selengkapnya