Delapan Bidak

Jimmy Alexander
Chapter #12

Bab 11

Doni mengamati benda asing yang terletak diatas meja. Keenam kawannya mengelilinginya. Benda itu memiliki panjang sekitar 1200 sentimeter dan dikirim dari Jakarta. Ia baru menerimanya dua jam lalu.

“Ada yang tahu cara memasang alat ini?” tanya Doni kepada keenam kawan dibelakangnya.

Tak satupun yang bersuara.

Edi mengambil benda itu dan mengamatinya dengan bingung. 

“Tentu saja tak satupun dari kita yang pernah memasangnya. Tapi di sini ada petunjuknya. Kita bisa mencobanya bersama-sama. Tapi apakah kita betul-betul membutuhkan sirene ini?”

“Hanya untuk jaga-jaga,” jawab Doni. “Kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Kalau kita mengunakan ambulans tidak ada yang akan menghalangi kita dalam perjalanan. Apalagi jika menggunakan sirene ini.” 

“Kalau begitu mari kita pasang saja benda ini,” usul Anto. “Kukira buku petunjuknya cukup jelas. Jika kita tidak bisa melakukannya, kita bisa mencari orang lain yang akan memasangnya,” ajak Edi pada kawan-kawannnya. 

“Tidak usah cari orang lain,” kata Tarmin. “Aku yakin kita melakukannya.”

Akhirnya Doni menyerahkan sirene itu pada Edi. Edi mengambil benda itu dan mengumpulkan semua perlengkapannya lalu menuju ke ruang tengah.

“Kita akan memasangnya di luar atau di dalam sini?” tanya Edi minta petunjuk.

“Kita akan memasangnya di dalam saja,” saran Doni. Ia tak mau jika ada yang bisa mengenali mobil mereka nantinya.

“Saleh ambil senter dan tolong nyalakan lampu. Bakri tolong buka lebar pintu depan. Di sini agak gelap” Edi memerintahkan kawan-kawannya untuk membantunya memasang sirene itu. 

Doni berjalan mengikuti mereka dan mengawasi dari dekat. “Hari ini kita pasang sirene dulu. Stiker-stiker ambulans akan datang 2-3 hari lagi.”

Nina berjalan menghampiri Doni dan bingung melihat kawan yang lain sibuk mengerjakan sesuatu.

“Sedang apa mereka?” tanya Nina.

“Sedang memasang sirene ambulans,” jawab Doni.

“Menurutmu apa itu perlu?” tanya Nina kembali.

“Kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi di jalanan. Tidak ada yang akan menghalangi mobil ambulans apalagi jika membunyikan sirene. Dan tidak satupun yang menyangka mobil ambulance sedang membawa uang miliaran.”

Nina tertawa. “Aku tidak yakin kita akan menemui hambatan di jalanan.”

“Akupun berharap begitu.”

“Sebenarnya ini rencanamu atau pamanmu?”

“Paman Angga merencanakan sampai ke detail-detail seperti ini. Ia sangat teliti. Tetapi ia berharap kita tidak akan menghadapi masalah ini di perjalanan. Katanya banyak perampokan bank atau aksi kejahatan gagal karena detail-detail kecil yang mereka tidak perhitungkan sebelumnya. Kurasa konyol jika kita berhasil membawa uang rampokan tetapi harus tertangkap karena hal-hal yang diluar perhitungan kita,” kata Doni menerangkan. 

Setelah berjuang selama dua jam, akhirnya Edi dan kawan-kawannya berhasil menyelesaikan pekerjaan itu. 

 

 

Suara sirene bertempo cepat meraung memenuhi ruangan ruko.

Doni bertepuk tangan memuji hasil kerja kawan-kawannya.  

Lihat selengkapnya