DELAPAN

Ceko Spy
Chapter #4

Gadis Kecil Berpakaian Lusuh

“Cori, Mama sedang bicara padamu!” Mama meninggikan nada suaranya.

           “Ah, iya Ma? Apa?” Cori tersadar dari lamunannya.

       Mama memperhatikan keadaan anak semata wayangnya itu sambil menyetir. Corida tampaknya memang benar-benar tak sehat. Hari ini saja sudah beberapa kali ia pingsan dan berhalusinasi.

           “Ma, tadi Mama tanya apa?” Cori balik bertanya.

           Mama menarik nafas sebelum menjawabnya, “Mama tanya, kenapa kamu pergi tiba-tiba dari butik Tante Yoan begitu saja?”

           Corida tak langsung menjawab, “Itu… karena…”

           “Kupu-kupu itu lagi kan?” potong Mama cepat. Corida hanya mengangguk pelan.

           “Ma…” lirih Corida mengalihkan pembicaraan, “Apa Mama pernah bertengkar hebat dengan Papa?”

           “Apa?” Mama kaget mendengar pertanyaan anaknya yang tidak biasa itu.

           “Maksudmu bertengkar hebat?” kali ini Mama yang balik bertanya, “Pertanyaanmu aneh Cori.”

           Cori berpikir sejenak sebelum menjawab. Ia melihat ke arah depan kaca mobil, seolah jalanan bergerak maju ke arah sedannya yang terdiam, bukan sebaliknya. Begitu juga Mama yang tetap berkonsentrasi menyetir.

           “Tadi, waktu aku ketiduran di tempat parkir, aku bermimpi buruk.”

           “Mimpi buruk?” Mama menoleh cepat ke arah Cori, “Kau bermimpi saat tiduran beberapa menit di dalam mobil? Ah… mungkin yang kau maksud, melamun.” Mama mencoba meralat.

           “Entahlah, yang jelas… dalam mimpiku itu… Mama dan Papa bertengkar hebat di dalam mobil ini. Kalian beradu argument, mobil melaju cepat di tengah hujan deras kemudian Papa menampar mama keras sekali, lalu…”

           Mama tiba-tiba tergelak. Corida heran.

           “Cori, kau kenal bagaimana tabiat Papamu kan? Tak ada suami dan ayah yang hatinya selembut dia. Menampar perempuan, apalagi istri yang sangat dicintainya ini jelas tak mungkin ia lakukan. Tak pernah Cori, tak akan pernah,” Mama menjawab sambil tersenyum bangga.

           “Hmmm… benar juga, Papa memang seorang pria yang sangat lembut dan penuh kasih. Ah, itu hanya mimpi burukku saja,” Cori ikut tersenyum membenarkan ucapan Mamanya.

           “Bertengkar di dalam mobil dan menampar perempuan bukanlah gayanya. Kau hanya berhalusinasi, kau hanya…”

           “MAMA! AWAAAAS!” tiba-tiba Cori menjerit dengan sangat keras, membuat kaki mama secara cepat menginjak pedal remnya di tengah jalan.

           “CORI! Ada apa??” Mama berteriak panik dan melihat ke sekelilingnya.

           Mereka terhenti di sebuah jalan yang agak sepi. Tak ada siapa-siapa, tak ada apapun di depan mereka. Cori segera membuka pintu mobil kemudian turun dengan cepat dan melihat-lihat ke sekelilingnya.

Lihat selengkapnya